loading...

KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERI PENGUATAN DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS TINGKAH LAKU PESERTA DIDIK YANG PRODUKTIF.



Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain. 
Seberapa penting pengaruh pemberian penguatan oleh guru kepada perkembangan peserta didiknya dikelas..?
Bapak dan ibu guru sekalian, yuk baca tulisan ini semoga semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita sebagai individu yang bertugas melahirkan generasi Bangsa yang cerdas dan mampu bersaing.

Penguatan (reinforcement) adalah respon yang diberikan guru, baik bersifat verbal ataupun nonverbal untuk mendorong peserta didik mengadakan pengulangan suatu tindakan atau melemahkan perilaku. Tindakan tersebut dimaksudkan sebagai ganjaran kepada peserta didik agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.

Penguatan berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap positif terhadap proses pembelajaran dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran. Dengan adanya penguatan, usaha peserta didik merasa dihargai karena peserta didik terdorong untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan terfokus pada materi yang sedang dipelajarinya. Selain itu penguatan dapat membina dan mengembangkan tingkah laku peserta didik yang produktif.

Penguatan yang dilakukan guru dapat dilakukan baik secara verbal, maupun nonverbal, sebagaimana dikatakan Moch. Uzer Usman (1992) bahwa penguatan dapat berupa:
1. Penguatan verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya, misalnya bagus; bagus sekali; betul; pintar; ya, seratus buat kamu
2. Penguatan nonverbal
  • Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala, senyuman, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah cerah, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam menantang.
  • Penguatan pendekatan guru mendekati peserta didik untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan peserta. Misalnya guru berdiri di samping peserta didik, berjalan menuju peserta didik, duduk dekat seorang atau sekelompok peserta didik, atau berjalan di sisi peserta didik. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.
  • Penguatan dengan sentuhan (contact) guru dapat menyatakan per-setujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan peserta didik dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak peserta didik, berjabat tangan, mengangkat tangan peserta didik yang menang dalam pertandingan. Penggunaannya harus dipertimbangkan dengan saksama agar sesuai dengan usia, jenis kelamin siswa, dan latar belakang kebudayaan setempat.
  • Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh peserta didik sebagai penguatan. Misalnya seorang peserta didik yang menunjukkan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara sekolah.
  • Penguatan berupa simbol atau benda penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis pada buku peserta didik. Hal ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan peserta didik mengharap sesuatu sebagai imbalan.
  • Jika peserta didik memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan peserta didik. Dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh (partial). Umpamanya, bila seorang peserta didik hanya memberikan jawaban sebagian benar, sebaiknya guru menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan,” sehingga peserta didik tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
Penguatan hendaknya dilakukan dengan penuh kehangatan dan keantusiasan yang benar-benar tulus, tidak dibuat-buat hanya untuk menimbulkan kesenangan peserta didik saja. Penguatan ini ditunjukkan dengan suara, mimik, dan gerak badan yang luwes yang memberikan kesan kepada peserta didik bahwa guru sungguh-sungguh melakukan hal tersebut.

Penguatan yang diberikan guru kepada peserta didik harus sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya sehingga ia mengerti dan yakin bahwa apa yang dilakukannya patut mendapat penguatan. Dengan demikian penguatan tersebur bermakna baginya.

Untuk membina dan mengembangkan semangat peserta didik, hendaknya guru tidak memberikan respon negatif yang akan menjatuhkan dan merendahkan peserta didik berupa komentar, bercanda yang menghina, dan ejekan yang kasar. Contohnya: Jika seorang peserta didik salah atau tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, sebaiknya guru tidak langsung menyalahkannya, tetapi bisa membimbingnya hingga anak menemukan jawabannya sendiri.

Guru dapat memberikan penguatan dengan cara menyebut nama peserta didik yang bersangkutan terlebih dahulu sambil menatap kepadanya. Kemudian barulah guru memberi penguatan, agar ada kejelasan kepada siapa penguatan itu ditujukan. Kesegeraan dalam memberi penguatan setelah peserta didik melakukan sesuatu perlu dilakukan untuk lebih memberikan makna terhadap penguatan tersebut. Karena penguatan yang datang lama setelah peserta didik melakukan perbuatan, akan mengurangi keberartian penguatan tersebut, sehingga penguatan tersebut tidak efektif.

Agar tidak menimbulkan kebosanan kepada peserta didik, sebaiknya penguatan yang diberikan bentuknya bervariasi, tidak satu jenis penguatan untuk bermacam stimulus yang dilakukan siswa. Guru dapat menggunakan penguatan verbal digabungkan dengan penguatan nonverbal. Contohnya, Guru dapat mengatakan “Ya, Bagus.” Sambil mengacungkan tangan dan menganggukan kepala.
Apabila penguatan diberikan kepada sekelompok siswa, guru dapat memberikan penguatan dengan cara bertepuk tangan bersama atau peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas lain yang disenanginya, misalnya dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan olah raga, bagi yang menyukainya atau melakukan permainan lain sesuai dengan minatnya masing-masing.

Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :
# Menimbulkan perhatian peserta didik
# Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
# Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
# Merangsang peserta didik berfikir yang baik
# Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
 
Sekian dan terimakasih...

0 Response to "KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERI PENGUATAN DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS TINGKAH LAKU PESERTA DIDIK YANG PRODUKTIF. "

Posting Komentar