Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
Anak-anak dengan kecenderungan
alamiahnya yang selalu suka bergerak dan selalu ingin tahu akan segala hal yang
ada disekitarnya, tak bisa dilepaskan dari aktivitas bermain.
Bermain bagi anak-anak bukan hanya sebuah kesenangan belaka tapi juga merupakan
kebutuhan penting bagi mereka. Lewat bermain anak-anak secara tak sadar bisa
mengasah bakat mereka yang terpendam serta menambah pengetahuan mereka tentang
lingkungan sekitarnya.
Jika pada masa kanak-kanak anak kurang atau tak memiliki kesempatan untuk bermain, maka kepribadiannya bisa jadi akan terhambat.
Jika pada masa kanak-kanak anak kurang atau tak memiliki kesempatan untuk bermain, maka kepribadiannya bisa jadi akan terhambat.
Mainan Edukatif adalah semua jenis
permainan yang dibuat khusus untuk memberikan pendidikan atau pengalan belajar
kepada yang memainkan. Mainan yang sifatnya edukatif dapat membantu tumbuh kembang anak lebih cepat.
Terutama pada anak usia balita yang pada masanya itu membutuhkan rangsangan
motorik yang baik bagi perkembangan sosial maupun perkembangan lainnya.
Permainan yang mendidik (edukatif) untuk anak-anak tak perlu mahal, tak harus
selalu dikaitkan dengan barang-barang elektronik seperti: komputer, video game,
atau mainan yang menggunakan remote control, orang tua dapat memanfaatkan
bahan-bahan yang ada disekitar untuk menciptakan permainan edukatif ini.
Melalui kegiatan bermain, daya pikir
anak terangsang untuk mendayagunakan aspek emosional, sosial serta fisiknya. Lewat permainan, anak-anak dapat
mempelajari banyak hal. Misalnya, dengan bermain ayunan, anak secara tidak
sengaja melatih keseimbangan fisik dan psikisnya, bermain komedi putar dapat
melatih keberanian dan ekspresi emosionalnya dalam segala situasi dan kondisi.
Oleh karena itu, dengan bermain, anak-anak akan bertambah kemampuan fisik,
pengalaman dan pengetahuannya, serta berkembang keseimbangan mentalnya.
Berikut ini jenis-jenis beserta contoh permainan edukatif (mendidik) untuk anak-anak:
1.
Permainan mengasah otak.
Permainan ini memerlukan
ketrampilan berfikir, mengasah daya ingat serta imajinasinya.
Contoh: catur, ular tangga, halma, menyusun balok, lego, puzzle, plestisin/tanah liat.
Contoh: catur, ular tangga, halma, menyusun balok, lego, puzzle, plestisin/tanah liat.
2.
Permainan membentuk fisik.
Permainan ini memerlukan gerak fisik yang banyak dan dapat juga berfungsi sebagai olah raga bagi anak, tapi harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya: lokasi tidak berbahaya, cukup luas untuk anak berlarian, alat yang digunakan tidak membahayakan atau tidak terlalu berat, seperti pada anak yang masih kecil, sepak bola bisa diganti dengan bola plastik.
Contoh: sepak bola, kasti, loncat tali, gobak sodor.
Permainan ini memerlukan gerak fisik yang banyak dan dapat juga berfungsi sebagai olah raga bagi anak, tapi harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya: lokasi tidak berbahaya, cukup luas untuk anak berlarian, alat yang digunakan tidak membahayakan atau tidak terlalu berat, seperti pada anak yang masih kecil, sepak bola bisa diganti dengan bola plastik.
Contoh: sepak bola, kasti, loncat tali, gobak sodor.
3.
Permainan melatih sosialisasi.
Permainan ini adalah permainan yang memerlukan team work atau kerja kelompok. Dari sanalah anak dapat melatih jiwa sosial mereka, bagaimana cara bekerja dalam kelompok, hidup rukun dengan teman, saling menolong, dan memaafkan.
Contoh: sepak bola, main kelereng, main pasar-pasaran (jual beli), bermain peran sebagai dokter dan pasien, guru dan murid, dan sebagainya.
Permainan ini adalah permainan yang memerlukan team work atau kerja kelompok. Dari sanalah anak dapat melatih jiwa sosial mereka, bagaimana cara bekerja dalam kelompok, hidup rukun dengan teman, saling menolong, dan memaafkan.
Contoh: sepak bola, main kelereng, main pasar-pasaran (jual beli), bermain peran sebagai dokter dan pasien, guru dan murid, dan sebagainya.
4.
Permainan membentuk kepribadian.
Permainan ini disesuaikan dengan jenis kelamin anak. Permainan ini untuk melatih anak perempuan agar terbentuk naluri keibuannya dan anak laki-laki agar terbentuk naluri kebapakannya, disamping itu juga menumbuhkan jiwa solidaritas mereka kepada lawan jenisnya. Tapi tak menutup kemungkinan mereka bermain permainan lawan jenisnya, agar laki-laki dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan perempuan tak terlalu cengeng dan dapat hidup mandiri kelak setelah dewasa.
Contoh: dalam permainan perang-perangan, anak laki-laki menjadi tentara dan anak perempuan menjadi perawat atau juru masak.
Permainan ini disesuaikan dengan jenis kelamin anak. Permainan ini untuk melatih anak perempuan agar terbentuk naluri keibuannya dan anak laki-laki agar terbentuk naluri kebapakannya, disamping itu juga menumbuhkan jiwa solidaritas mereka kepada lawan jenisnya. Tapi tak menutup kemungkinan mereka bermain permainan lawan jenisnya, agar laki-laki dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan perempuan tak terlalu cengeng dan dapat hidup mandiri kelak setelah dewasa.
Contoh: dalam permainan perang-perangan, anak laki-laki menjadi tentara dan anak perempuan menjadi perawat atau juru masak.
Manfaat mainan edukatif bagi anak
1. Mainan edukatif dapat membantu tumbuh kembang anak.
2. Mampu meningkatkan kemampuan
anak dalam berkomunikasi dan melatih kemampuan berbahasa anak
3. Membantu anak dalam menciptakan
inovasi dan sesuatu yang baru pada setiap permainan
4. Mainan edukatif dapat
meningkatkan cara berfikir anak
5. Mainan edukatif dapat
meningkatkan rasa percaya diri anak
6. Mainan edukatif dapat merangsang
imajinasi anak
7. Membentuk moralitas anak dan
mengembangkan sifat sosial anak
Mendidik anak adalah kewajiban bagi
semua orang. Mendidik anak dengan mainan edukatif adalah salah satu cara dari
orang tua. Dimana orang tua memilihkan jenis mainan yang dapat merangsang dan
mendorong tumbuh kembang anak.
0 Response to "JENIS – JENIS BENTUK PERMAINAN YANG MENDIDIK (EDUCATIF) BAGI ANAK"
Posting Komentar