loading...

JUTAAN GURU TERANCAM GAGAL DAN TAK LULUS DI UKG 2015


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh

Selamat siang dan selamat berakhir pekan

Pada kesempatan siang hari ini sinarberita.com kembali akan memperbaharui dan membagikan berita terkini kepada rekan-rekan pengunjung seputar perkembangan masalah pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Tahun 2015.

Sekitar 2,1 juta atau 70% dari guru di Indonesia belum memiliki keterampilan dalam penguasaan teknologi dan informasi (TI). Mereka pun terancam tak lulus ujian kompetensi guru (UKG) yang akan digelar November mendatang. 


Selain belum menguasai TI, jutaan guru tersebut kurang mendapat pelatihan yang memadai. ”Kemendikbud harus tahu bahwa sebagian besar guru tidak akan lulus UKG. Faktor pertama mereka tidak bisa mengerjakan lewat TI. Saya perkirakan 70% guru tidak lulus,” ungkap aktivis literasi Yusron Aminullah di sela peringatan ke-50 Hari Aksara Internasional (HAI) di Jakarta kemarin. 

Yusron mengatakan, UKG nanti akan menggunakan sistem online sehingga sebagian besar guru akan gagap ketika menjawab soal. Disparitas kualitas antara guru di desa dengan perkotaan, menurutnya, juga sangat besar. Praktis, begitu ada soal ujian seperti UKG yang dinasionalkan, guru-guru di luar perkotaan kesulitan untuk menjawabnya. 

Yusron mengaku kesimpulannya itu didapat setelah melatih 100.000 guru melalui lembaganya, Menebar Energi Positif (MEP). Menurut dia, guru memang sudah dilatih, tetapi pelatihan selama ini tidak tepat sasaran karena metodenya salah. Semestinya, menurut Yusron, metode pelatihan partisipatif sehingga mereka tertantang memahami TI, memiliki daya juang untuk belajar tinggi, dan memahami perubahan zaman. 

Dia menilai cara berpikir guru saat ini masih bertolak belakang dengan cara berpikir siswa. Untuk itu jika ingin hasil UKG bagus, materi pelatihan guru harus diperbaiki ke model partisipatif. Yusron memandang kualitas guru yang sudah menerima banyak tunjangan ini perlu dievaluasi kembali. 

Di sisi lain pengawasan pemerintah terhadap pemberian tunjangan besar ini juga belum maksimal. ”Jadi di peraturan tunjangan profesi itu disebutkan, 10% tunjangan profesi harus digunakan untuk peningkatan kualitas diri. Caranya banyak, bisa dengan membeli buku atau ikut pelatihan tambahan. 

Tapi guru ini malah hedonis. Memakai duit tunjangan untuk membeli barangbarang,” tuturnya. Menurut dia, seharusnya pemerintah membuat sistem reward and punishment agar guru memakai tunjangan untuk meningkatkan kualitas. Bagi yang sudah melaksanakan, mereka harus diberi penghargaan dan yang belum bisa tunjangannya dipotong. 

Yusron menilai kemampuan guru untuk meningkatkan kemampuan diri sangat lemah sehingga butuh dorongan tegas dari pemerintah. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sumarna Surapranata menjelaskan, tidak semua daerah menggunakan UKG sistem online. 

”Ada yang pakai pensil kok di offline. Kita akan ukur kemampuan pedagogis dan profesionalitas para guru ini melalui UKG sehingga mereka bisa meningkatkan profesionalitasnya,” ujar dia. Pranata menjelaskan, UKG direncanakan digelar pada 9 hingga 27 November. Berdasarkan data, guru yang akan mengikuti UKG awalnya berjumlah 3.015.315 orang. 

Namun kini setelah direkapitulasi jumlahnya mengerucut menjadi 2.949.122. Jumlah ini masih tentatif karena masih banyak guru yang belum melakukan verifikasi data. Batas akhir konfirmasi dan verifikasi data mata pelajaran dan jenjang mengajar paling lambat kemarin. Dia menyebutkan, data calon peserta UKG sudah tersedia di aplikasi UKG untuk diproses keikutsertaan guru dengan menetapkan mata pelajaran dan jenjang mengajar.
(Sumber : http://www.koran-sindo.com)

Demikian berita seputar perkembangan pelaksanaan UKG Tahun 2015 yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.

1 Response to "JUTAAN GURU TERANCAM GAGAL DAN TAK LULUS DI UKG 2015"

  1. Setelah mencermati & menjawab soal materi UKG guru SD kelas tinggi "telaah kurtilas " padahal sebagian kecil saja tahun ini yg melaksanakan kuryilas. Jika hsl blm sesuai harspan mhn maklum , tdk ada pengalaman guru sudah diujikan.

    BalasHapus