Program leader preneurship dibuat bukan untuk menentukan apa
yang akan diajarkan tapi lebih berkutat pada bagaimana kita mengajarkannya
sehingga pelajar kita
mamapu menyerap kemampuan berfikir tingkat tinggi dan sekaligus mengembangkan
kepribadian dan karakter mereka. Program ini telah dirancang secar sistematis
dengan memperhatikan, pengembangan otak kiri dan otak kanan secar berimbang,
mengacu pada taxonomi bloom, berlandaskan juga tiga unsure pendidikan yang
masih diakui sampai sekarang; kognitif, afektif dan psikomotorik, sesuai juga
dengan multiple intelligences ala gardner. Dan sudah pasti berkesesuaian dengan empat
pilar pendidikan yang dianut UNESCO: Learning to know, Learning to do, Learning to be, Learning to live
together.
Namun begitu tulisan ini tak penulis maksudkan untuk membahas itu semua
ataupun salah satu dari itu. Dengan tulisan ini, penulis hanya ingin mencoba
berbagi tentang tujuan yang akan dicapai dengan program leader preneurship
ini, yang kebetulan bisa kita bagi menjadi beberpa hal berikut:
1. Menciptakan
kondisi dan lingkungan pendidikan dan pengajaran dan pembelajaran yang efektif,
aman dan nyaman.
Hal pertama yang harus diperhatikan sekolah adalah menciptakan kondisi
pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Hal ini sangat penting diperhatikan,
karena system pendidikan yang ada sekarang telah terbukti gagal dalam menggapai
misinya untuk menciptakan sumber daya manusia yang tangguh untuk masa depan
bangsa dan Negara. Lulusan sekolah kita, adalah lulusan cengeng, berkarakter
mentah dan masih sangat bergantung pada orang lain untuk kelangsungan hidupnya.
Oleh karena itu efektifitas pengajaran dan pembelajaran harus jadi prioritas
utama sekolah untuk dibenahi. Selain pengembangan metode dan pendekatan
pengajaran yang tepat factor keamanan fisik dan kenyamanan psikis pelajar juga
harus mendapat jaminan dari sekolah, kalau ingin menelurkan lulusan lulusan SDM
yang super.
2. Menjadikan
sekolah sebagai organisasi yang belajar (learning organization).
Kita harus meyakini bahwa kwalitas individu akan berpengaruh pada
kwalitas organisasi. Kehebatan seorang guru akan berimbas pada kemampuan
organisasi sekolah dalam mempertahankan eksistensinya di dalam masyarakat.
Kalau seorang guru yang hebat saja akan berpengaruh , apalagi kalau ada dua, tiga,
empat atau bagaimana kalau semua anggota organisasi adalah kumpulan orang
hebat? Tentu saja oragnisasinya juga akan jadi organisasi yang hebat, oleh
karena itu sangatlah perlu kita semua terus belajar meningkatkan kwalifikasi
diri agar mampu mendukung perkembangan organisasi. Kalau semua orang dalam
organisasi menyadari itu dan semua mulai belajar meningkatkan diri, maka
organisasi itu akan menjadi organisasi yang belajar, karena perubahan paradigma organisasi akan cepat terjadi kalau
organisasi itu berisi orang-orang nan hebat dan pintar.
3. Mengembangan
karakter siswa.
Kenapa sekolah wajib terfokus pada pengembangan karakter siswa? Diyakini
oleh banyak ahli pendidikan bahwa kemampuan intelektualitas hanya memberi
“golden ticket’ pada kesuksesan seseorang. Artinya intelektulitas tidak banyak
berpengaruh pada kesuksesan sesorang. Intelektulitas digambarkan hanya memberi sumbangan tak lebih 15% dari
kesuksesan, selebihnya kesuksesan sesorang banyak ditentukan oleh karakter dan
kepribadian orang itu. Hal ini sebetulnya telah menjawab kenapa orang lulusan
SD atau SMP jadi BOSS tapi yang lulusan S3 bisa dipekerjakan orang yang Cuma
lulus SD. Semua bersumber jadi karakter. Bahkan sekedar untuk mencari kerja,
kita ini akan diseleksi pertama tama berdasarkan karakter kita oleh manager
sumber daya manusia perusahaan tempat kita melamar kerja. Itulah kenapa
pengembangan karakter adalah hal yang penting diperhatikan sekolah, jadi jangan
terpaku pada pengembangan
intelektulitas terus, apalagi pengembangan intelektulitas Cuma sekedar suruh
menghafal. Itu lebih kacau lagi…hal ini akan lebih efektif kalau jadi keputusan
politis kementrian pendidikan. Kementrian pendidikan jangan Cuma pintar bikin
UN yang tidak terlalu penting, tapi kurang cerdas mengembangkan karakter
peserta didik yang sangat penting ini.
4. Meningkatkan
kwalitas lulusan dengan pengembangan keterampilan hidup yang dibutuhkan di masa depan.
Keterampilan
hidup jangan dipersempit pada ketrampilan kriya, sehingga kementrian pendidikan
tergopoh gopoh mau menjalankan ketrampilan kriya sebagi pelajaran di kurikulum baru 2013. Keterampilan kriya membantu memang tapi
sangat tidak banyak. Hari ini banyak manusia punya keterampilan kriya yang luar biasa tapi tetap
miskin, karena mereka tidak punya ketrampilan hidup yang sesungguhnya.
Ketrampilan hidup yang sesungguhnya adalah ketrampilan manusia berbaur dan
berkomunikasi dengan orang lain serta kemampuan inovasi dan kreatifitas
yang didorong keterampilan
berwirausaha dan kemampuan jadi pemimpin. Itulah keterampilan hidup yang sesungguhnya. Dan itulah kenapa
program ini kita sebut sebagai program leader preneurship.
5. Mengembangkan
kreatifitas dan inovasi sebagai antisipasi menghadapi ekonomi kreatif di masa
depan.
Dijaman dimana sumber daya alam sudah makin menipis dan di lain pihak
terjadi perkembangan teknologi yang luar biasa pesat akan membuat manusia
kehilangan kesempatan kerja karena industri akan menyusut karena kurangnya sumber daya alam yang akan diolah dan andai masih ada
industri mereka akan memperkerjakan robot dan bukan manusia. Untuk menghadapi
masa itu pelajar kita harus dibekali dengan kemampuan inovasi dan kreatifitas
yang tinggi, karena mereka akan hidup di jaman ekonomi kreatif.
6. Mengembangkan
peserta didik menjadi pemimpin di masa depan.
Menjadikan para pelajar menjadi pemimpin dimasa depan haruslah jadi komitmen kita
pengelola sekolah. Tinggalkan paradigma lama yang mengatakan sekolah akan
menciptakan tenaga kerja siap pakai. Tahukan arti siap pakai? Artinya kita
menciptakan buruh. Dan itu terbukti lulusan sekolah kita Cuma mampu jadi TKI
dan TKW. Oleh karena
itu kita harus merubah paradigma ini. Kalau ada dorongan dari otoritas Negara paradigma ini akan lebih mudah dirubah saya
kira. Program leader preneurship sudah mencoba mengantisipasi ini
dengan strategi penanaman jiwa kepemimpinan pada anak didik.
7. Menciptakan hubungan dan ikatan yang kuat
antar anggota di dalam organisasi sekolah. Hubungan
yang solid, kuat, utuh saling menghargai dan merasa saling membutuhkan perlu
dibina di sekolah kalau ingin menjadi organisasi yang tangguh dan maju menjadi
organisasi atau sekolah panutan oleh sekolah yang lain, karena hanya dengan
ikatan dan kerja sama yang kuat semua kibajak sekolah bisa dilakukan dengan baik.
8. Menciptakan
hubungan kerja sama
saling menguntungkan dengan stakeholders yang lain. Sekolah perlu juga menjaga hubungan dengan
stakeholders Karen sekolah tidak bisa hidup sendiri. Sekolah perlu dukungan, dorongan dan bahkan partisipasi
pihak lain untuk bisa
tetap ada dan berkiprah ditengah masyarakatnya.
Hal-hal itulah yang akan jadi pusat perhatian dan pengembangan bila
sekolah menerapkan program leader preneuship ini. Semoga berguna dan
bermanfaat bagi semua pembaca…
0 Response to "FAKTOR PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN SEKOLAH DALAM MENJALANKAN PROGRAM LEADER PRENEURSHIP"
Posting Komentar