Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Beraktifitas
sinarberita.com - Berita seputar perkembangan dunia pendidikan dan profesi keguruan kembali kami perbaharui dan kami bagikan secara teraktual kepada seluruh rekan pengunjung khususnya rekan-rekan yang berada dalam satuan pendidikan tanah air.
Saat ini jumlah guru adaptif yang mencapai lebih dari 40 persen berada di Sekolah Menengah Kejuruan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, berencana meningkatkan mutu adaptif.
Gambar Ilustrasi
“Upgrading untuk diberi penguasaan materi minor. Di samping dia menguasai bidang studi utama, mata pelajaran utama, dia ada mata pelajaran lain yang bisa dipegang,” tuturnya saat ditemui di sela-sela Rapat Pleno dan Konsolidasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu (7/9/2016).
Menurutnya, guru adapatif SMK selama ini memiliki pengecualian agar memenuhi jam ajar karena setiap guru tersertifikasi memiliki beban ajar 24 jam seminggu. Jika tidak terpenuhi, maka uang tunjangan profesi guru (TPG) tidak cair.
“Kewajiban mengajar 24 jam itu kan undang-undang, ketika di lapangan kita pantau. Ternyata ada masalah karena banyak sekolah yang gurunya kekurangan jam, sehingga cari jam di luar. Itu tidak bagus untuk sekolah, maka perlu diadakan perubahan,” katanya.
Solusi hingga saat ini dilakukan dengan guru yang mencari jam mengajar di luar sekolah asal menyebabkan perkembangan sekolah menjadi tidak sehat. Peningkatan kualitas dengan upgrading ini merupakan upaya pihaknya untuk menyiasati agar guru tetap mengajar di satu sekolah.
“Nanti akan kami upgrade, disekolahkan lagi untuk mata pelajaran yang memang produktif sesuai keahlian yang dibutuhkan seperti guru mata pelajaran fisika bisa diupgrade untuk ambil keahlian di bidang mesin,”lanjutnya.
Dia menjelaskan, penambahan jam mengajar bisa didapat dari kegiatan pembimbingan, kegiatan ko-kurikuler, serta program penguatan karakter. Di dalam penguatan karakter tersebut, guru menjadi pembina. Isinya seputar aktivitas-aktivitas penguatan karakter. “Untuk linier masih tetap dipakai,” jelasnya.
Sementara itu, MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMK negeri Surabaya, Bahrun mengungkapkan guru adaptif yang merupakan guru mata pelajaran terapan seperti Matematika, Kimia, Fisika jumlahnya tidak terlalu mendominasi di sekolah. Hanya saja memang guru-guru ini harus ditingkatkan kemampuannya agar bisa menjadi guru produktif yang berperan dalam praktek siswa.
“Biasanya ada pelatihan yang dilakukan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Saya sebagai pembina juga memantau pengembangan pembelajaran yang dilakukan,”ujar pria yabg menjabat sebagai Kepala SMKN 1 Surabaya ini.
Kesulitan guru adaptif di SMK diantaranya dalam pemenuhan 24 jam mengajar. Untuk memenuhinya guru juga harus mengajar disekolah lain. Dengan persyaratan mengajar di sekolah induk selama 6 jam.
Baca juga berita lainya :
- AGAR TAK MERUGIKAN GURU, SISTEM PEMBAYARAN TPG DIUBAH DENGAN CARA INI
- ATURAN LARANGAN GURU BERI PR AKADEMIS PADA SISWA RESMI DIJALANKAN, INI SURAT EDARANYA
- TAK SESUAI VISI-MISI PRESIDEN, MENDIKBUD INGIN MEROMBAK KURIKULUM 2013
- GURU HONORER AKAN DAPAT DANA HIBAH, INI KRITERIA GURU YANG BERHAK MENERIMANYA
“Kalau seperti saya pengajar yang jurusannya sudah nggak ada ya ngajar pelajaran yang belum ada gurunya. Seperti kesenian dan kebudayaan,” ungkapnya.
Kelebihan guru adaptif juga diakui Kepala Bidang Pendidikan Kejuruan, Hudiyono. Menurutnya hal ini berdampak pada kurangnya tenaga produktif. Sehingga kebanyakan sekolah membayar guru honorer. Padahal gaji guru honorer di kota kecil bisa hanya Rp 350.000.
“Biasanya sekolah dengan siswa kurang dari 100 anak yang pakai honorer, karena guru produktif dari profesional seperti industri biasabya mahal,” terangnya.
(Sumber : tribunnews)
Demikian berita seputar masalah profesi guru yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.
Untuk info terbaru lainya silakan kunjungi laman DISINI
0 Response to "MENDIKBUD PAPARKAN RENCANYA TENTANG PENINGKATAN MUTU GURU SERTIFIKASI"
Posting Komentar