Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Siang
sinarberita.com - Berita pendidikan seputar permasalahan guru dan kurikulum kembali kami bagikan secara terupdate kepada seluruh rekan pengunjung khususnya rekan-rekan guru, kepala sekolah dan para pemerhati pendidikan ditanah air.
Terhitung 10 hari menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhajir Effendy menegaskan kesuksesan sistem pembelajaran di sekolah ada pada guru, bukan kurikulum.
Saat memberikan sambutan pada acara pelantikan Pelajar Islam Indonesia (PII) di Hotel Elmi Surabaya, Muhajir berulang kali mengatakan kurikulum hanyalah sebuah silabus. Sementara guru yang memiliki peran penting.
"Meski tidak ada kurikulum kalau guru sudah prosfesional, dia pasti sudah tahu apa yang akan diajarkan pada muridnya. Bukan berarti kurikulum tidak penting. Hanya jangan sampai kita terpancing dengan sebutan kurikulum 2006, 2013, seolah kalau kurikulum 2013 diberhentikan lalu kiamat, kuncinya ada di guru. Kurikulum itu hanya nama saja. Kurikulum saat ini tetap akan kami perbaiki," terangnya usai memberikan sambutan, Sabtu (6/8/2016).
Pernyataan Muhajir ini, dibenarkan oleh Dewan Pendidikan Jatim, Zainuddin Maliki. Zainuddin menuturkan untuk memperbaiki mutu, tugas guru adalah meningkatkan potensi.
"Kompetensi pendidikan berdasarkan siswa aktif. Jadi yang pakemnya aktif, kreatif, dan menyenangkan. Disini guru yang lemah, guru selama ini hanya ngedril aja supaya siswa lulus unas. anak-anak tidak bisa begitu, mereka harus aktif, seperti apa? nah itu guru-guru perlu peningkatan kompetensi. Kemungkinan kami akan melakukan pelatihan," ujarnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Selain soal meningkatkan kompetensi guru, pernyataan Muhajir mengenai perbaikan pada kurikulum yang berlaku di tahun 2016 ini, disambut baik oleh Zainuddin. Ini karena kurikulum yang ada masih dualisme, yaitu kurikulum KTSP dan K13.
"Kalau tidak dibenahi apa mau dualisme terus, tidak perlu takut dituduh ganti menteri ganti kebijakan. Karena memang perlu perbaikan. Solusinya kurikulum harus integreted, tandanya mata pelajaran tidak terlalu banyak, dibawah sembilan, tujuh paling tidak. Siswa dipacu dengan pelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Izinkan guru mengajar team teaching, kemudian otentik learning, ini guru harus dipacu," jelasnya usai mendampingi Muhajir kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Baca juga berita lainya :
- SEKOLAH SEHARIAN PENUH, KAK SETO : SEKOLAH HINGGA JAM 1 SIANG SAJA BANYAK ANAK YANG STRES
- DINILAI MEMBERATKAN GURU, MENDIKBUD UBAH SYARAT MENGAJAR 24 JAM
- BIARKAN GURU BERKREASI, JANGAN REPOTKAN GURU DENGAN MASALAH ADMINISTRASI
Rencana perbaikan kurikulum ini agaknya membuat beberapa sekolah di Surabaya mulai bersiap. Ini disampaikan Dasuki, Kepala Sekolah SMPN 1 Surabaya.
Ia mengaku pada penerapan kurikulum sebelumnya, yaitu K13 sudah berjalan cukup baik namun, jika ada perbaikan pihaknya siap mengikuti interupsi yang ada.
"Sejauh ini kami bisa menyesuaikan. Tapi kalau boleh menawar, yang ada ini dulu diterapkan sambil evaluasi secara bertahap. Karena guru cukup dibingungkan dengan perubahan kurikulum sebelumnya," jelasnya.
(Sumber : tribunnews)
Demikian berita seputar pendidikan dan kurikulum yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.
Untuk info terbaru lainya silakan kunjungi laman DISINI
0 Response to "PACU GURU DENGAN KURIKULUM INTEGRETED, MATA PELAJARAN TIDAK TERLALU BANYAK"
Posting Komentar