1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
a. Makna Leksikal
Di mana kata dapat dipahami dalam kondisi lepas, tanpa
berada di dalam struktur kalimat. Makna leksikal dapat disebut sebagai makna
kamus. Makna leksikal dimiliki oleh kata bentuk dasar.
Contoh: ibu,
beli, sayur.
b. Makna Gramatikal
Merupakan makna yang timbul akibat bertemunya unsur bahasa
yang satu dengan unsur bahasa yang lain.
Contoh: imbuhan
ber- tidak memiliki makna apabila dalam kondisi lepas, tetapi akan mempunyai
makna ‘memiliki’ jika bergabung dengan rambut menjadi berambut.
2. Makna Denotatif dan Konotatif
a. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah
makna kata secara objektif atau apa adanya. Makna denotatif disebut juga makna
lugas.
Contoh :
Ibu memiliki banyak bunga di
taman.
bunga adalah ‘bagian
tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya’
b. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah
makna kiasan yang memiliki kriteria tambahan yang dikenakan pada makna
sebenarnya.
Contoh:
Mereka gugur sebagai bunga bangsa.
Bunga adalah ‘orang yang berjasa kepada negara,
pahlawan’
PERTALIAN BENTUK MAKNA
1. Sinonim dan Antonim
a. Sinonim
Sinonim adalah
ungkapan yang bermakna sama atau kurang lebih sama dengan ungkapan yang lain. Berikut beberapa perbedaan kata-kata bersinonim.
1) Makna salah satu kata sinonim lebih umum daripada
lainnya.
Contoh:
memasak lebih umum dibandingkan mengukus, merebus,
memanggang
melihat lebih umum daripada melirik, menengok,
mengintip
2) Makna salah satu kata sinonim lebih intensif daripada
lainnya.
Contoh: gemar
lebih intensif daripada suka
3) Makna salah satu kata sinonim lebih halus atau sopan
dibandingkan lainnya.
Contoh: santap
lebih halus daripada makan
4) Makna salah satu kata sinonim lebih bersifat kesastraan
(literer) daripada lainnya.
Contoh:
surya lebih literer dari pada matahari
tirta lebih literer daripada air
5) Makna salah satu kata sinonim lebih kolokial (tidak resmi
atau santai) dibandingkan lainnya. Contoh:
ayah lebih kolokial daripada bapak
6) Makna salah satu kata lebih bersifat kedaerahan dibandingkan
lainnya
Contoh: gue,
kula, beta lebih bersifat kedaerahan
dar ipada saya
7) Salah satu kata sinonim merupakan kosakata bahasa
anak-anak.
Contoh: pipis
dan buang air kecil
b. Antonim
Antonim adalah
ungkapan yang mempunyai makna bertentangan atau kebalikan.
1) Antonim kembar Jika satu disangkal, pasti muncul yang
lain.
Contoh: mati
>< hidup, laki-laki >< perempuan
2) Antonim relasional Kata yang satu merupakan syarat yang
lain.
Contoh: pembeli
>< penjual, guru >< murid
3) Antonim bertingkat (gradabel)
Antonim bertingkat berupa kata-kata sifat.
Contoh: panas
>< dingin, panjang >< pendek
4) Antonim majemuk
Jika salah satu disangkal, muncul sekelompok kata yang lain.
Contoh: senin
>< selasa, rabu, kamis,......
5. Antonim hierarkis
Jika salah satu disangkal, muncul sekelompok kata lain yang
bertingkat.
Contoh: mm
>< cm, dm, m, dan seterusnya.
2. Homonim
Homonim adalah
ungkapan yang bentuknya sama tetapi mempunyai makna yang berbeda.
Homonim mencakup homofon dan homograf.
Contoh: bisa
‘mampu’ dan bisa ‘racun
a. Homofon
Merupakan dua kata yang bunyinya sama, tetapi berbeda
tulisan, ejaan dan makna.
Contoh: sanksi
‘hukuman’ dan sangsi ‘ragu-ragu’
b. Homograf
Merupakan dua kata yang menunjukkan kesamaan bunyi dan ejaan
tetapi beda makna.
Contoh: tahu
‘mengerti’ dan tahu ‘makanan’
3. Polisemi
Polisemi merupakan
kata yang memiliki makna atau penafsiran lebih dari satu.
Contoh:
Kata kepala memiliki beberapa makna, yaitu:
‘bagian tubuh dari leher ke atas’
‘bagian depan atau atas sesuatu yang dianggap penting’
(contohnya: kepala surat),
‘pemimpin’ (contohnya: kepala sekolah)
4. Hiponim
Hiponim adalah
hubungan makna antara yang lebih kecil dan yang lebih besar atau antara yang bersifat
khusus dan yang bersifat umum.
Contoh:
hubungan antara mawar, melati, anggrek, kamboja, dan bunga
Mawar, melati, anggrek, kamboja merupakan hiponim dari bunga.
PERGESERAN MAKNA
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran atau perubahan
makna adalah perkembangan ilmu, teknologi, budaya dan sebagainya.
1. Perubahan Makna Meluas
Kata-kata saudara, ibu, bapak, adik, kakak, pada awalnya
hanya mengacu pada orang yang memiliki hubungan darah, tetapi sekarang
digunakan dalam sapaan untuk umum.
2. Perubahan Makna Menyempit
Kata sarjana pada awalnya bermakna ‘orang pandai atau
cendekiawan’, sekarang sarjana bermakna ‘ orang yang telah lulus dari perguruan
tinggi’.
3. Amelioratif atau Perubahan Makna Membaik
Kata yang semula mempunyai makna buruk berubah menjadi baik.
Contoh: tuna
netra lebih baik daripada buta.
4. Peyoratif atau Perubahan Makna Memburuk
Perubahan makna yang mengakibatkan sebuah ungkapan yang
tidak baik atau kasar.
Contoh:
gerombolan pada awalnya bermakna ‘orangorang yang
berkelompok atau bergerombol’, sekarang gerombolan bermakna ‘pengacau’
5. Sinestesia
Perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua
indera yang berbeda.
Contoh:
Kata-katanya manis, membuatku percaya padanya.
Kata manis merupakan tanggapan indera pengecap tetapi
dalam kalimat tersebut digunakan untuk tanggapan indera pendengar.
6. Perubahan total
Perubahan total adalah
perubahan makna yang menyimpang jauh atau berbeda sama sekali dengan makna
semula.
Contoh:
Kata canggih pada awalnya bermakna ‘cerewet’,
sekarang bermakna ‘modern’, ‘rumit’, atau ‘pelik’.
Kata ceramah pada awalnya bermakna ‘cerewet’ atau
‘banyak cakap’, sekarang bermakna ‘pidato’
0 Response to "RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA SMP TENTANG JENIS MAKNA, PERTALIAN BENTUK MAKNA DAN PERGESERAN MAKNA KATA"
Posting Komentar