Karakteristik Sains
Kata sains berasal
dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan, memandang dan mengamati
keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai obyek. Berdasarkan Webster New
Collegiate Dictionary, definisi sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran
umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, misalnya didapatkan, dibuktikan,
melalui metode ilmiah
Sains pada
prinsipnya merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan
suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode
yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survey,
studi kasus dan lain-lain).
Sains merupakan suatu metode berfikir secara obyektif.
Tujuannya menggambarkan dan memberikan makanan pada dunia yang faktual. Sains
adalah gambaran yang lengkap dan konsisten tentang berbagai fakta pengalaman dalam
suatu hubungan yang mungkin paling sederhana (simple possible terms). Sains
dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang
dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan
menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi dialam.
Sejarah membuktikan bahwa dengan metode sains telah membawa
manusia pada kemajuan dalam pengetahuan. Randall dan Buchker mengemukakan
beberapa ciri umum sains :
1. Hasil sains bersifat
akumulatif dan merupakan milik bersama, artinya hasil sains yang lalu dapat
digunakan untuk penyelidikan hal yang baru, dan tidak memonopoli. Setiap orang
dapat memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
2. Hasil sains
kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang
menyelidikinya adalah manusia.
3. Sains bersifat
obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode sains tidak
tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Ralph Ross dan Ernest
Van Den Haag, mengemukakan ciri-ciri sains yaitu :
1. Bersifat rasional
(hasil dari proses berfikir dengan menggunakan rasio dan akal).
2. Bersifat empiris
(pengalaman oleh panca indera).
3. Bersifat umum (hasil
sains bisa digunakan oleh semua orang tanpa terkecuali).
4. Bersifat akumulatif
(hasil sains dapat dipergunakan untuk dijadikan obyek penelitian berikutnya).
Ruang Lingkup Sains
Konsepsi pelajar tentang sains sangat dipengaruhi oleh
pandangan guru tentang sains. Secara sederhana sains dapat berarti sebagai
tubuh pengetahuan (body of knowledge) yang muncul dari pengelompokan secara
sistematis dari berbagai penemuan ilmiah sejak zaman dahulu, atau biasa disebut
sains sebagai produk. Produk yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip-prinsip,
model-model, hukum-hukum alam, dan berbagai teori yang membentuk semesta
pengetahuan ilmiah.
Sains juga bisa berarti suatu metode khusus untuk memecahkan
masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses ini sudah terbukti ampuh
memecahkan masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang dan merevisi
berbagai pengetahuan yang sudah ada. Selain itu sains juga berarti suatu
penemuan baru atau hal baru yang dapat digunakan setelah kita menyelesaikan
permasalahan teknisnya, yang biasa disebut teknologi. Teknologi merupakan suatu
sifat nyata dari aplikasi sains, suatu konsekuensi logis dari sains yang
mempunyai kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sehingga biasanya salahsatu
definisi popular tentang sains termasuk juga teknologi didalamnya. Sejarah
perkembangan sains menunjukkan bahwa sains berasal dari penggabungan dua
tradisi tua, yaitu tradisi pemikiran filsafat yang dimulai oleh bangsa Yunani
kuno serta tradisi keahlian atau ketrampilan tangan yang berkembang diawal
peradaban manusia yang telah ada jauh sebelum tradisi pertama lahir. Filsafat
memberikan sumbangan berbagai konsep dan ide terhadap sains sedangkan keahlian
tangan memberinya berbagai alat untuk pengamatan alam. Sains modern bisa lahir
dari perumusan metode ilmiah yang disumbangkan Rena Descartesyang
menyodorkan logika rasional dan deduksi serta Francis Bac yang
menekankan pentingnya eksperimen dan observasi.
Sumbangan konsep dan ide dalam sains terbukti telah banyak mengubah
pandangan manusia terhadap alam sekitarnya. Contoh yang paling terkenal adalah teori
relativitas dari Albert Einstein. Teori relativitas umum ini
misalnya telah mengubah pandangan orang secara drastis akan sifat kepastian
waktu serta sifat massa yang dianggap tetap.
Disamping kekuatan konsep dan ide, melalui kemampuan alat
dan telitinya pengamatan, kegiatan sains juga terbukti menjadi pemicu berbagai
revolusi ilmiah. Pengamatan bintang-bintang oleh Edwin Hubble melalui
teleskop di Gunung Wilson pada tahun 1920-an misalnya, membawa implikasi
seperti adanya galaksi lain selain Bimasakti dan adanya penciptaan alam semesta
secara ilmiah dengan makin populernya teori ledakan besar (Big Bang).
Teori-teori dalam sains terus berkembang dengan pesatnya.
Suatu teori adalah suatu konstruksi yang biasanya disebut secara logis dan
matematis yang bertujuan untuk menjelaskan faktor ilmiah tentang alam
sebagaimana adanya. Suatu teori yang baik harus mempunyai syarat lain selain dapat
menjelaskan yaitu dapat memberikan adanya suatu prediksi contohnya dengan
pertanyaan : Bila saya melakukan hal ini apa yang terjadi? Sebagai contoh,
teori kuno yang menyatakan alam ini terdiri dari empat unsur yaitu : tanah,
udara, api, dan air memenuhi syarat dapat menjelaskan komposisi alam, namun
gagal bila mencoba memperkirakan darimana semua unsur itu berasal dan bagaimana
interaksinya dalam makhluk hidup. Namun terkadang teori juga tidak bisa berbuat
banyak karena konsekuensinya terlalu rumit bahkan untuk sekedar diramalkan.
Untuk mengatasi hal ini para ilmuwan mengembangkan apa yang disebut dengan
model. Model merupakan suatu penyederhanaan suatu teori yang menjelaskan alam
semesta , misalnya secara lebih mudah akan satu aspek tertentu, namun menghilangkan
aspek lainnya. Perkembangan teori atom memberikan kita contohnya tentang
tentatifnya suatu teori dalam ilmu pengetahuan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hal ini disebabkan karena teori-teori atau hukum-hukum alam dalam sains adalah
suatu generalisasi atau ekstrapolasi dari pengamatan dan bukan pengamatan itu
sendiri. Sedangkan pengamatan itu sendiri selalu tidak akurat atau tidak
menjelaskan semua aspek yang seharusnya diamati. Apa yang dijelaskan dengan
model atom Thomson contohnya hanya berdasar pengamatan dari percobaan sinar
katoda saja. Model ini direvisi olehRutherford setelah dia
membuktikan keberadaan inti, sehingga unsur ketidakpastian dan kerelatifan
menjadi hal penting dalam Ilmu pengetahuan.
0 Response to "KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP METODE SAINS SERTA CIRI-CIRI SAINS MENURUT PARA AHLI"
Posting Komentar