Assalamualaikum Warramatulahi Wabbarakatuh....
Selamat malam sobat sekalian,,,selamat menikmati malam
minggu dan enjoy selalu. Untuk menemani anda dalam melewati malam panjang ini,
kembali Admin berbagi informasi masalah pendidikan. Semoga informasi ini bisa
bermanfaat buat kita semua sebagai pelaku di dunia pendidikan. Adapun topik pembahasannya
yaitu tentang penerapan sekolah berwawasan lingkungan, hm...cukup menarik untuk
disimak ditengah keberadaan lingkungan kita yang sudah mulai memprihatinkan
lebih-lebih di lingkungan sekolah. Nach untuk lebih jelasnya alangkah baiknya
artikel ini bisa dibaca dengan baik.
Pengetahuan tentang lingkungan tidak pernah berdiri sendiri.
Pembahasan isu ’sustainability’ (keberlanjutan) selalu meliputi keterkaitan antara aspek manusia, ekonomi dan
lingkungan. Dengan demikian maka sebuah program pendidikan lingkungan harus
merupakan integrasi dari berbagai aspek. Mempelajari lingkungan tidak hanya
yang terkait dengan lingkungan alam, tapi juga kondisi sosial dan budaya
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertimbangan ekonomi, dan yang
terpenting adalah keseimbangan antara segala aspek tersebut.
Pendidikan lingkungan memiliki peran yang strategis dan penting dalam
mempersiapkan manusia untuk memecahkan masalah lingkungan sebagaimana telah
diputuskan secara internasional pada Konferensi Bumi di Brazil dan tertuang
dalam Agenda 21 pada Bab 36.
Hanya melalui pendidikan lingkungan orang dapat mengembangkan segi pemikiran
dalam mendukung langkah yag tepat untuk skala lokal dan global. Kepedulian
bukan merupakan tujuan akhir dari pendidikan lingkungan namun harus juga
diikuti oleh langkah nyata.
Memahami teori tentang keramahan dan keasrian lingkungan
sangatlah mudah, kita manusia pasti menyepakati hal yang sama bahwa perilaku
hidup bersih, sehat dan asri membuat kita nyaman. Namun dalam prakteknya,
terkadang manusia begitu sulit berkerjasama dengan isi hatinya. Tahu bahwa
membuang sampah di sungai membuat
sungai kotor, merusak lingkungan bahkan dapat menimbulkan penyakit, terkalahkan
dengan pikiran pendek bahwa membuang sampah di sungai adalah sebuah solusi
sederhana “menghilangkan” sampah.
Menyadari permasalahan klasik yang sepertinya terus
berkembang ini, maka sebuah
solusi diharapkan hadir mengetuk pintu kesadaran kita bahwa upaya
penanggulangan sampah bukan hanya program pemerintah saja, tapi juga melibatkan
lapisan masyarakat secara meyeluruh.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana seorang pendidik (guru) membaca permasalahan ini?
Menerapkan gaya hidup sehat dan bersih di lingkungan kerjanya, dengan berbagai
macam karakter guru, karyawan serta siswa yang jumlahnya ratusan orang. Tentu
sulit jika hanya satu atau dua individu saja yang peduli. Tentu juga tidak
mudah jika tidak ada penanaman wawasan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bagi
siswa. Dan tidak mudah pula jika tidak ada kerjasama yang baik antara seluruh
warga sekolah, mulai dari peningkatan pengetahuan, kesadaran, keterampilan, dan
kepedulian, yang tercermin dalam perilaku warga sekolah yang peduli akan
lingkungan hidup mulai dari
komitmen hingga penerapan Sekolah Berwawasan
Lingkungan (SBL) itu sendiri.
Selanjutnya tujuan dari implementasi Sekolah Berwawasan Lingkungan (SBL)antara lain adalah meningkatkan wawasan dan kepedulian seluruh warga sekolah akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup, meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya, meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi, dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah.
Latar belakang penerapan SBL melalui program Sekolah Hijau (Green School) mengharapkan agar
memiliki nuansa kepedulian dan budaya di lingkungan institusi pendidikan.
Sedangkan konsep PLH adalah bagian integral dari proses pendidikan kejuruan
dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran,
nilai dan sikap, kepedulian, keterampilan dan pengalaman serta komitmen
terhadap setiap permasalahan lingkungan hidup, mencegah, menanggulangi
kerusakan dan pencemaran serta melindungi dan melestarikan fungsi lingkungan
yang tercermin dalam perilaku baik di tempat kerja/ sekolah maupun masyarakat.
Selanjutnya tujuan dari implementasi Sekolah Berwawasan Lingkungan (SBL)antara lain adalah meningkatkan wawasan dan kepedulian seluruh warga sekolah akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup, meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya, meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi, dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah.
Tidak hanya keselarasan lingkungan sekolah dengan pohon
perindang atau taman-taman kecil yang menyejukkan namun juga bagaimana mampu
menyelaraskan hubungan materi pembelajaran dengan praktek pembelajaran ramah
lingkungan. Sehingga dalam prakteknya PLH merupakan bagian yang terintegrasi
dalam proses pendidikan dan integrasi PLH tersebut dilaksanakan pada semua
aktivitas sekolah. Tidak mengubah kurikulum namun terintegrasi ke dalam
kurikulum. Tidak menambah materi baru tetapi sudah terkandung di dalam proses
pembelajaran. Bukan diarahkan pada aspek kognitif semata tetapi lebih diarahkan
pada aspek afektif yang tercermin pada perilaku sehari-hari seluruh komponen
sekolah.
Misalnya bagaimana memanfaatkan sisa bahan makanan untuk
menghasilkan pupuk kompos , mengolah limbah oli yang dihasilkan dari sisa
otomotif. Penanaman dan pembudidayaan tanaman apotek hidup di lahan kosong atau
kegiatan-kegiatan lingkungan hidup lain yang bisa diintegrasikan. Selain
mengintegrasikan PLH dalam kegiatan seperti contoh di atas, pendekatan PLH juga
diintegrasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan dalam kehidupan sekolah
berbudaya lingkungan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, materi PLH diarahkan pada
pembentukan sikap kepribadian siswa yang berwawasan lingkungan, seperti
penanaman pohon, pengelolaan sampah dan pembahasan issu aktual tentang
lingkungan hidup. Sedangkan dalam kehidupan sekolah berbudaya lingkungan,
penyusunan program PLH secara menyeluruh tercermin dalam sikap dan perilaku
warga sekolah, sarana prasarana pendukung PLH serta iklim sekolah berwawasan
lingkungan.
Selain itu indikator keberhasilan penerapan SBL lainnya
yakni penyediaan dan pemanfaatan informasi lingkungan hidup berupa poster, slogan, peraturan dll. Atau
“sekedar” mengelola sumber daya secara bijaksana, yakni dalam penghematan air,
listrik, kertas, dan sebagainya. Selain itu sekolah juga dapat menjalin
kerjasama dengan institusi yang peduli terhadap lingkungan, misalnya
penyampaian issu PLH berkerjasama dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI) atau lembaga-lembaga lain.
Sekian dan terimakasih atas kunjungannya....
0 Response to "ARTIKEL PENDIDIKAN TENTANG PENERAPAN SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN"
Posting Komentar