1. Strategi
urutan penyampaian simultan
Jika guru harus menyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian
simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian
diperdalam satu demi satu (Metode global). Misalnya guru akan mengajarkan materi
Sila-sila Pancasila yang terdiri dari lima
sila. Pertama-tama Guru menyajikan lima
sila sekaligus secara garis besar, kemudian setiap sila disajikan secara
mendalam.
2. Strategi
urutan penyampaian suksesif
Jika guru harus manyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian
suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian
secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh yang
sama, misalnya guru akan mengajarkan materi Sila-sila Pancasila. Pertama-tama
guru menyajikan sila pertama yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Setelah sila
pertama disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan sila berikutnya
yaitu sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Strategi
penyampaian fakta
Jika guru harus manyajikan materi
pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa
sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.) strategi yang tepat untuk
mengajarkan materi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sajikan materi
fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar.
b. Berikan bantuan
kepada siswa untuk menghafal. Bantuan diberikan dalam bentuk penyampaian secara
bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics,
asosiasi berpasangan, dsb. Bantuan penyampaian materi fakta secara bermakna,
misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Sebagai
contoh, untuk menghafal jenis-jenis sumber belajar digunakan cara berpikir:
Apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti
apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, jenis-jenis sumber belajar
diklasifikasikan manjadi: Pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan.
Bantuan mengingat-ingat jenis-jenis sumber belajar tersebut menggunakan
jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics) menjadi POBATEL (Pesan, orang
bahan, alat, teknik, lingkungan).
Bantuan menghafal berupa asosiasi
berpasangan (pair association) misalnya untuk mengingatingat di mana letak
stalakmit dan stalaktit pada pelajaran sains. Apakah stalaktit di atas atau di
bawah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pasangkan huruf T pada atas, dengan
T pada titnya stalaktit. Jadi stalaktit terletak di atas, sedangkan stalakmit
terletak di bawah.
Contoh lain penggunaan jembatan keledai
atau jembatan ingatan: (1) PAO-HOA (Panas AprilOktober, Hujan Oktober -
April). (2) Untuk menghafal nama-nama bulan yang berumur 30 had digunakan
AJUSENO (April, Juni, September, Nopember).
4. Strategi
penyampaian konsep
Materi pembelajaran jenis konsep adalah
materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar
siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,
menggeneralisasi, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama
sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh
dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas
untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes.
Contoh:
Penyajian konsep tindak pidana pencurian
Langkah 1: Penyajian konsep
Sesuai pasal 362 KUHP, "Barang siapa
dengan sengaja mengambil barang milik orang lain dengan melawan hukum dengan
maksud untuk dimiliki dihukum dengan hukuman penjara sekurang-kurangnya ...
tahun."
Langkah 2: Pemberian bantuan
a. Murid dibantu untuk
menghafal konsep dengan kalimat sendiri, tidak harus hafal verbal terhadap
konsep yang dipelajari (dalam hal ini Pasal pencurian).
b. Tunjukkan
unsur-unsur pokok konsep tindak pidana pencurian, yaitu:
1) Mengambil barang
(bernilai ekonomi)
2) Barang itu milik
orang lain
3) Dengan melawan hukum
(tanpa seijin yang empunya)
4) Dengan maksud
dimiliki (mengambil uang untuk jajan).
Contoh positip: Wawan malam hari masuk
pekarangan Ali dengan merusak pintu pagar (sengaja) mengambil (melawan hukum)
material bangunan berupa besi beton (barang milik orang lain), kemudian dijual,
uangnya untuk membeli beras (dengan maksud dimiliki). Contoh negatif/salah
(bukan contoh tapi mirip): Badu meminjam sepeda Gani tidak dikembalikan
melainkan dijual uangnya untuk membeli makan. Dari contoh negatif atau contoh yang
salah ini, unsur-unsur "sengaja mengambil barang milik orang lain dengan
maksud dimiliki" terpenuhi, tetapi ada satu unsur yang tidak terpenuhi,
yaitu "melawan hukum", karena "meminjam". Jadi pengambilan
barang seijin yang empunya. Karena itu perbuatan tersebut bukan termasuk tindak
pidana pencurian, melainkan penggelapan.
Langkah 3: Latihan
Pertama-tama murid diminta menghafal dengan
kalimat sendiri (hafal parafrase) Kemudian murid diminta memberikan contoh
kasus pencurian lain selain yang dicontohkan oleh guru untuk mengetahui
pemahaman murid terhadap materi tindak pidana pencurian. Langkah 4: Umpan balik
Berikan umpan balik atau informasi apakah
murid benar atau salah dalam'memberikan contoh. Jika benar berikan konfirmasi,
jika salah berikan koreksi atau pembetulan. Langkah 5: Tes
Berikan tes untuk menilai apakah siswa
benar-benar telah paham terhadap materi tindak pidana pencurian. Soal tes
hendaknya berbeda dengan contoh kasus yang telah diberikan pada saat
penyempaian konsep dan soal latihan untuk menghindari murid hanya hafal tetapi
tidak paham.
5. Strategi
penyampaian materi pembelajaran prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip
adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb. Langkah-langkah
mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah :
a) Sajikan prinsip
b) Berikan bantuan
berupa contoh penerapan prinsip
c) Berikan soal-soal
latihan
d) Berikan umpan balik
e) Berikan tes.
Contoh:
Cara mengajarkan rumus menghitung luas
bujur sangkar dengan tujuan agar siswa mampu menerapkan rumus tersebut.
Langkah 1: Sajikan
rumus
Rumus menghitung
luas bujur sangkar adalah: Sisi X Sisi atau sisi kuadrat.
Langkah 2:
Memberikan bantuan
Berikan bantuan
cara menghafal rumus dilengkapi contoh penerapan rumus menghitung luas bujur
sangkar. Misalnya sebuah karton bangun bujur sangkar dengan panjang sisi 30 cm.
Rumus: Was bujur
sangkar = S X S.
Was karton adalah
30 X 30 X 1 cm2 = 900 cm2.
Langkah 3:
Memberikan latihan
Berikan soal-soal
latihan penerapan rumus dengan bilangan-bilangan yang berbeda dengan contoh
yang telah diberikan. Misalnya selembar kertas panjangnya berbentuk bujur
sangkar dengan panjang sisi 40 cm. Hitunglah luasnya.
Langkah 4:
Memberikan umpan balik
Beritahukan kepada
siswa apakah jawaban mereka betul atau salah. Jika betul berikan penguatan atau
konfirmasi. Misalnya, "Ya jawabanmu betul". Jika salah berikan
koreksi atau pembetulan.
Langkah 5: Berikan
tes
Berikan soal-soal
tes secukupnya menggunakan bilangan yang berbeda dengan soal latihan untuk
meyakinkan bahwa siswa bukan sekedar hafal soal tetapi betul-betul menguasal
care menghitung luas bujur sangkar.
6. Strategi
penyampaian prosedur
Tujuan mempelajari prosedur adalah agar
siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham
atau hafal.
Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur
adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya
langkah-langkah menyetel televisi.
Langkah-langkah mengajarkan prosedur
meliputi:
a. Menyajikan prosedur
b. Pemberian bantuan
dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur
c. Memberikan latihan
(praktik)
d. Memberikan umpan
balik
e. Memberikan tes.
Contoh:
Prosedur menelepon di telepon umum koin.
Langkah-langkah mengajarkan prosedur:
Langkah 1:
Menyajikan prosedur
Sajikan
langkah-langkah atau prosedur menelpon dengan menggunakan bagan arus (flow
chart)
Langkah 2:
Memberikan bantuan
Beri bantuan agar
murid hafal, paham, dan dapat menelpon dengan jalan mendemonstrasikan cara
menelepon.
Langkah 3:
Pemberian latihan
Tugasi siswa
praktik berlatih cara menelpon.
Langkah 4:
Pemberian umpan balik
Beritahukan apakah
yang dilakukan siswa dalam praktik sudah betul atau salah. Beri konfirmasi jika
betul, dan koreksi jika salah.
Langkah 5:
Pemberian tes
Berikan tes dalam
bentuk "do it test", artinya siswa disuruh praktik, lalu diamati.
7. Strategi
mengajarkan/menyampaikan materi aspek afektlf
Termasuk materi pembelajaran aspek sikap
(afektif) menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu
nilai, internalisasi, dan penilaian.
Beberapa strategi mengajarkan materi aspek
sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi,
simulasi, penyampaian ajaran atau dogma.
Contoh:
Penciptaan kondisi.
Agar memiliki sikap tertib dalam antrean, di depan loket dipasang jalur untuk
antri berupa pagar besi yang hanya dapat dilalui seorang demi seorang secara
bergiliran. Pemodelan atau contoh: Disajikan contoh atau model seseorang baik
nyata atau fiktif yang perilakunya diidolakan oleh siswa. Misalnya tokoh Bima
dalam Mahabarata. Sifat Bima yang gagah berani dapat menjadi idola anak.
0 Response to "MACAM-MACAM STRATEGI PENYAMPAIAN MATERI DAN LANGKAH-LANGKAH PEMANFAATAN BAHAN AJAR OLEH GURU"
Posting Komentar