BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Tehnologi yang sangat pesat dari akhir abad 19 sampai abad 20, bahkan
perkembangan yang sangat pesat ini berlanjut pada abad ke 21 seperti yang kita
rasakan sekarang ini. Jika kita melihat dari sejarahnya pada abad 18 yang lalu
ilmu pengetahuan masih berbasis pada industrialisasi dan revolusi pada bidang
industry dan pertanian, dimana moderinasi pada abad tersebut masih berbasis
pada perubahan dan perkembangan pada alat-alat pertanian.
Sehingga perkembangan tersebut tidak bisa di rasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat di semua belahan dunia, revolusi ini masih
terbatas pada beberapa Negara yang mengalami revolusi industri tersebut.
Negara-negara tersebut antara lain : Inggris, Prancis dan Amerika Serikat.
Namun, yang terjadi pada akhir abad ke 19 adalah terjadinya revolusi
besar-besaran di segala bidang kehidupan ketika mulai di kenalnya alat bantu
komunikasi. Perkembangan alat bantu komunikasi sampai dengan hari ini dapat
menjadi manfaat yang luar biasa bagi kita dan dapat juga menjadi ancaman yang
paling utama.
Hal utama yang dapat menyebabkan perkembangan ilmu
pengetahuan yang sangat pesat tersebut di sebabkan oleh perkembangan komunikasi
yang tiada lain maknanya adalah perkembangan terhadap bahasa. Dengan bahasa
perdagangan dapat dilakukan, dengan bahasa juga membuat hubungan antar Negara
menjadi lebih baik.
“Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol
karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan
yang berbeda dari kelompok yang lain.” Ferdinand De Saussure
Kalau kita melihat secara
spesifik lagi di Negara kita, sadar ataupun tidak sadar Negara kita adalah
Negara yang sangat kaya akan bahasa, variasi bahasa daerah yang digunakan dapat
di lihat di setiap provinsi, contohnya saja antara Jawa Barat dengan DKI
Jakarta dimana satu daerah tersebut menggunakan bahasa sunda dan satunya
menggunakan bahasa betawi, yang lebih kaya lagi jika kita melihat di provinsi
kita Nusa Tenggara Barat, disini setidaknya ada 3 suku besar yaitu sasak,
sawama dan mbojo. Namun, ketiga suku tersebut tingkatan dan jenis bahasa yang
digunakan sangat beragam. Sehingga ketika seseorang hanya mampu menggunakan
bahasa sasak dalam pergaulan sehari-hari tidak akan pernah mengerti jika di
datang ke suatu tempat yang juga menggunakan bahasa sasak, namun dengan logat
yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan suatu
bahasa persatuan yang dapat di mengerti oleh setiap lapisan masyarakat, suku
bangsa, dan adat. Sehingga variasi bahasa yang kita miliki tetap lestari yang
di naungi oleh bahasa persatuan tersebut. Ini sebagaimana di kemukakan oleh
salah seorang ahli tentang arti bahasa
“Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika
digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh
semua orang yang berbicara dalam bahasa itu” William A. Haviland
Dengan adanya bahasa persatuan ini akan membuat
persatuan yang lebih erat di antara setiap suku di tengah ke-bhinekaan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa hal yang mempengaruhi orang menggunakan
bahasa?
2. Bagaimana
ciri dari bahasa persatuan?
3. Bagaimana
cara mewujudkan bahasa persatuan?
4. Apakah
dalam setiap variasi bahasa memiliki persamaan?
C.
Batasan
Masalah
1. Hal-hal
yang mempengaruhi terbatas pada daerah yang ada di Lombok yang meliputi aspek
kultur masyarakat; dan pengaruh budaya.
2. Hanya
melihat dari sisi penggunaan unsur serapan bahasa daerah terhadap Bahasa
Indonesia
3. Ciri
pengwujudan bahasa secara umum
4. Persamaan
dalam mengucapkan beberapa kata
D.
Tujuan
Peneliatian
1. Tujuan
Umum
Melihat peran
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus sebagai identitas nasional
bangsa.
2. Tujuan
Khusus
a. Melihat
peran Bahasa Indonesia di tengah keberagaman suku yang ada di pulau Lombok
b.Melihat
peran bahasa Indonesia dalam memudahkan komunikasi dengan masyarakat dengan
variasi bahasa daerah yang berbeda.
c. Melihat
kemudahan komunikasi yang terjalin setelah menggunakan bahasa Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Seperti kita ketahui bersama cakupan ilmu tentang
bahasa sangat luas sekali, mulai dari penggunaan kata, sampai dengan “ilmu
bahasa” yang lazim di sebut lingustik (Matthews
1997).
Linguistik adalah ilmu yang menelaah keuniver salah
bahasa atau telaah tentang asas-asas umum yang berlaku pada bahasa secara
universal. Salah satu prinsip dasar linguistik adalah bahasa adalah vocal,
dimana hanya ujaran sajalah yang mengandung segala tanda utama suatu bahasa.
Linguistik ini sendiri memiliki banyak sekali cabang-cabang antara lain:
Morfologi; sintaksis; Fonologi dan masih banyak lagi cabang yang lain. Salah
satu cabang linguistik tersebut adalah Fonologi.
Fonologi adalah cabang linguistik yang salah satunya
mempelajari seluk beluk suku kata. Suku kata bisa dihitung dengan melihat
jumlah bunyi vokal yang ada dalam kata itu. Suku kata jika bergabung maka akan
membentuk kata yang nantinya memiliki makna sendiri, sehingga sempurnalah
sebuah bahasa itu.
Dalam makalah-makalah sebelum banyak sekali yang
berbicara tentang linguistic antara lain; Iput Rahayu Ningsih dalam makalahnya
yang berjudul linguistik umum; makalah dengan judul yang sama juga di tulis
oleh Wiwin Windayanti; dan Bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa dalam
bingkai multikultularisme yang ditulis oleh Asep Muhyidin.
Ketiga makalah di atas penulis jadikan refrensi
dalam pembuatan makalah ini. Namun, karena cakupan makalah yang penulis buat
lebih kecil, maka dalam makalah-makalah sebelumnya penulis hanya mengambil
beberapa bagian saja. Batasan-batasan yang penulis ambil untuk dipergunakan
dalam pembuatan makalah ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan ucapan
“Fonologi” dan keterkaitannya Bahasa Indonesia yang dalam fungsi sebagai bahasa
persatuan.
BAB III
PEMBAHASAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang di gunakan
oleh manusia sejak zaman pra sejarah. Bahasa ini secara umum dapat kita bagi
menjadi 3 yaitu: bahasa lisan, bahasa tulisan, dan bahasa tubuh (gesture,
mimik,dll.). Pada awal perkembangannya penggunaan bahasa hanya terbatas pada
gerak tubuh, kemudian bergerak menuju tulisan dengan menggunakan simbol-simbol
sampai pada akhirnya karena pengaruh tulisan dan gerak tubuh tersebut
terbentuklah suatu ucapan yang menjadi kesepakatan bersama mereka sehingga
menimbulkan bahasa lisan.
Bahasa dewasa ini memegang peranan penting dalam
mempersatukan masyarakat, karena seperti yang telah di jelaskan di atas, proses
pembentukan bahasa lisan merupakan hasil kesepakatan penyebutan oleh sebagian
orang yang belum tentu dimengerti oleh sebagian orang yang lain di luar
kelompok mereka tersebut. Bahkan bisa jadi penamaan mereka terhadap suatu benda
yang sama dapat berbeda karena proses terbentuknya seperti yang di sebutkan di
atas. Hasil dari proses pembentukan bahasa lisan (ucapan terhadap suatu benda)
yang di berikan oleh nenek moyang kita ataupun yang di pengaruhi oleh
faktor-faktor lain sangat nyata adanya sekarang dan dapat kita buktikan dengan
penggunaan bahasa daerahnya masing-masing wilayah.
Penelitian kepustakaan dari aspek kebahasaan yang
dilakukan oleh penulis di wilayah Lombok saja sedikitnya ada 4 macam bahasa
lisan (dialek) yaitu : dialek selaparang, dialek pujut, dialek bayan dan dialek
pejanggik. Yang masing-masing dialek tersebut dalam penyebutan satu benda yang
sama pun dapat berbeda. Kekayaan bahasa ini tidak hanya sebatas pada lintas
dialek saja, namun persebaran bahasa yang sangat beragam ini juga di pengaruhi
oleh faktor lain seperti daerah asal suatu masyarakat. Sebagai contoh jika di
wilayah Narmada dan sekitarnya menggunkan dialek selaparang. Namun, jika ada
wilayah yang ada di Narmada, namun garis keturunan nenek moyangnya berasal dari
rumpun dialek yang berbeda maka penggunaan bahasanya juga akan berbeda.
Sebagai contoh nyata yang penulis lakukan penelitian
di daerah penulis sendiri yaitu di wilayah Lembuak. Desa Lembuak memiliki
terdiri atas lima dusun yaitu: Lembuak Timur, Lembuak Barat, Lembuak Kebon,
Lembuak Mekar Indah, dan Telage Ngembeng Dasan. Keempat rumpun Lembuak tersebut
(Timur, Barat, Kebon, dan MI) merupakan satu rumpun karena dari garis keturunan
yang sama, namun dengan Telage Ngembeng Dasan yang notabenenya garis rumpunnya
berbeda maka penggunaan bahasa daerah juga sangat berbeda sekali.
Contoh penyebutan ini dapat di lihat di tabel
Kata yang di maksud
|
Penyebutan Orang
Lembuak
|
Penyebutan Orang
Telage Ngembeng
|
TIMUR
|
TIMUK
|
BONGKOT
|
Perbedaan ini juga terjadi ketika kita
membandingkannya dengan desa yang berbatasan langsung dengan Lembuak di sebelah
selatan yaitu desa Batu Kute dan Tanak Beak. Dari logat bicara dan kata-katanya
banyak sekali terjadi perbedaan. Sehingga dari beberapa fakta di atas penulis
mengambil sebuah hipotesis jika yang di satu desa saja ada banyak rumpun bahasa
bagaimana dengan di satu wilayah? Pasti akan lebih banyak lagi variasi bahasa
tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu bahasa yang dapat di pahami bersama
oleh masyarakat dari segala lapisan masyarakat dan Bahasa Indonesia lah
jawabnnya.
Bahasa Indonesia dari segi fonologi setiap
masyarakat tidak ada kesulitan untuk mengucapkan dan dimengerti karena dari
hasil kajian seperti yang dilakukan penulis pada tabel di atas, banyak kata
dari Bahasa Indonesia di daerahkan. Sebagai contoh kata “Timur” dalam bahasa
Indonesia dalam bahasa Lembuaknya di sebut “Timuk” yang di sesuaikan dengan
lidah orang Lembuak itu sendiri. Begitu juga dengan kata-kata yang lain, jadi relatif
orang akan cepat mengerti ketika belajar bahasa Indonesia.
Namun, penggunaan Bahasa Indonesia ini tetap
mempertahankan kearifan budaya dan bahasa lokal yang ada di masing-masing
daerah. Bahasa Indonesia digunakan untuk berkomunikasi secara nasional dengan
seluruh masyarakat Indonesia, adapun ketika suatu kelompok masyarakat berbicara
dengan kelompoknya dapat menggunakan bahasa daerah. Penggunaan Bahasa Indonesia
dalam pergaulan secara nasional secara langsung dan tidak langsung dapat
membuat persatuan kita semakin kuat. Karena dewasa ini bahasa merupakan suatu
yang menjadi pertanda identitas nasional.
Oleh karena itu, pemerintah melalui banyak sekali
programnya memperkenalkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
pergaulan sehari-hari. Program ini membutuhkan bantuan dari kita semua agar apa
yang kita niatkan agar Bahasa Indonesia dapat menjadi pemersatu bangsa dapat
kita wujudkan. Yang berarti masyarakat kita akan bangga ketika mereka
menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaualan sehari-hari.
Pelajar dan mahsiswa yang melanjutkan pendidikan di
luar negeri akan dengan bangga memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada
rekan-rekannya dari Negara lain. Dampak lain adalah masyarakat kita tidak akan
terprovokasi oleh oknum-oknum yang mengambil kepentingan dari ketidakmengertian
masyarakat kita akan Bahasa Indonesia. Ini juga berarti persatuan dan kesatuan
bangsa dan Negara ini akan semakin baik yang sekali lagi disebabkan oleh
kemampuan kita menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Bahasa Indonesia
adalah satu-satunya bahasa yang dapat mewadahi kebhinekaan yang ada di wilayah
Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan
dan komunikasi secara nasional akan membuat persatuan dan kesatuan bangsa semakin
terjaga dan jauh dari konflik horizontal yang disebabkan oleh kesalahpahaman
dalam berbahasa.
B.
SARAN
1. Pemerintah
daerah sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat benar-benar menjadikan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan dan juga dalam
berkomunikasi.
2. Masyarakat
khususnya pelajar dan mahasiswa juga ikut mendukung secara aktif dengan cara
menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan di sekolah maupun di kampus.
3. Kearifan
bahasa lokal juga tetap di pertahankan dalam wadah persatuan yang dilakukan
dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
0 Response to "CONTOH MAKALAH PENDIDIKAN TENTANG “BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU DI TENGAH KEBERAGAMAN SUKU BANGSA”"
Posting Komentar