Media
massa televisi
mempunyai fungsi utama yang selalu harus diperhatikan yaitu fungsi informatif,
edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau
pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang baru. Namun jika kita lihat
kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif
dan rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat
penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari
susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan
infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau
pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya. . Oleh
sebab itu, sudah seharusnya setiap orang tua mengawasi acara televisi yang
menjadi tontonan anaknya dan sehingga dapat melakukan proteksi tehadap
dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh acara televisi tesebut.
Bila kita melihat secara umum pengaruh televisi terhadap siswa memang tampak sangat berguna dan bermakna karena media televisi ini merupakan sarana penyampaian informasi yang paling efektif dan efisien, efektif dari segi penyampaian informasi dan efisien dari segi harga untuk memperoleh informasi tersebut. Dengan media televisi wawasan dan ilmu pengetahuan seorang siswa dapat berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada. Banyak hal positif yang dapat diambil dari adanya media televisi ini yakni diantaranya seperti, informasi mengenai berita terkini, ilmu pengetahuan umum, Entertainmen/ hiburan, dan lain sebagainya. Seorang siswa hendaknya selalu mengetahui informasi terkini yang terjadi didunia guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dari siswa itu sendiri, yang dapat ia gunakan untuk mengembangkan dirinya dimasa yang akan datang, karena dengan informasi manusia dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, sedangkan untuk bidang entertainment/ hiburan, hal ini tentu saja berfungsi untuk mengurangi rasa penat atau rasa bosan pada setiap siswa didalam masa remajanya atau dalam masa-masa belajarnya, mengapa demikian? Karena setiap siswa yang sedang berkembang akan mengalami satu hal yang namanya ”bosan” dan hal ini perlu dicegah dengan kegiatan yang sifatnya menghibur/ refleksi yang dapat membuatnya selalu ”Fresh” dan berfikir positif, sehingga menjadikan ia selalu aktif dan kreatif.
Selain dari wawasan dan ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh siswa dari media televisi, keakraban antar keluarga akan tercipta sehingga membuat siswa merasa nyaman berada diantara keluarganya, karena keluarga juga merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan diri seorang siswa, selain hal itu orang tua juga dapat mendidik anak-anaknya dengan lebih mudah melalui media televisi dan orang tua tersebut lebih mudah memberikan pengarahan terhadap anak sehingga anak akan merasa tidak terbebani untuk memahami apa yang diinginkan oleh orangtuanya. hal-hal tersebut merupakan salah satu yang dapat kita rasakan/ lihat dari segi positif dampak televisi terhadap siswa, tetapi selain itu banyak hal-hal negative yang dapat terjadi jika siswa telah terpengaruh oleh televisi, diantaranya adalah malas, mencontoh hal-hal yang tidak baik/ negatif seperti cara bergaul, berbicara, berpenampilan, serta pribadinya. Malas adalah hal yang paling sering terjadi jika seorang siswa sudah terpengaruh oleh asyiknya menonton televisi sehingga melupakan belajarnya, dan hal ini merupakan hal yang sangat merugikan bagi siswa itu sendiri karena dengan bermalas-malasan dia tidak akan mendapatkan apa-apa dan apa yang ia cita-citakan dalam hidupnya, maka dari itu alangkah baiknya orang tua membatasi waktu menonton televisi dan menyaring tayangan yang sesuai dengan kebutuhan sang anak, selain malas pengaruh buruk televisi terhadap tingkah laku anak yakni mencontoh hal yang tidak seharusnya di contoh, misalkan anak usia dibawah lima tahun menonton tayangan televisi untuk orang dewasa, tentu hal ini sangat ”berbahaya” karena anak bisa dewasa sebelum dewasa, maksudnya adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa tidak seharusnya dicontoh oleh anak kecil, seperti Kekerasan, gaya hidup seperti berpenampilan, bergaul, dan gaya-gaya berbicara yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang baik, dan lain sebagainya.
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak
untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di
atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan
bagian keluarga besar yang sebagian besa telah tergantikan oleh keluarga inti
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Dengan demikian pengertian keluarga
sendiri adalah:
1. Vembriarto
(1993: 33) mengatakan bahwa keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas
dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi.
2. Pujo
Suwarno (1994: 11), keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis, seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang tidak sendirian atau dengan anak-anak baik anaknya
sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
3. Tirtaraharja
(1995: 50) keluarga diartikan sebagai kelompok primer yang terdiri atas
sejumlah orang, karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk
keluarga inti (nuclear family) yang terdiri ayah, ibu dan anak-anak.
Dari beberapa pedapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
suatu persekutuan hidup yang diikat oleh perkawinan, hubungan darah atau
adopsi. Didalamnya terdapat ayah, ibu dan beberapa anak (keluarga inti) serta
kakek-nenek atau yang lain (keluarga diperbesar).
Menurut Gunarsa ( 1995 : 31 – 38) dalam keluarga yang ideal (lengkap)
maka ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran
ibu, secara umum peran kedua individu tersebut adalah :
a.
Peran ibu adalah :
1) memenuhi kebutuhan biologis dan fisik
2) merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan konsisten
3) mendidik, mengatur dan mengendalikan anak
4) menjadi contoh dan teladan bagi anak
b.
Peran ayah adalah :
1) ayah
sebagai pencari nafkah
2) ayah
sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa aman
3) ayah
berpartisipasi dalam pendidikan anak
IN; mso-bidi-font-style: italic;">4) ayah
sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga.
Dari penjabaran mengenai peranan orang tua diatas, dapat disimpulkan
betapa besarnya peranan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya, mendidik,
mengendalikan anaknya serta menjadi teladan bagi anaknya. Orang tua memiliki
tanggung jawab penuh terhadap perkembangan anaknya dan segala aktivitas anaknya
serta harus bisa membimbing, mengawasi dan mengarahkan untuk melakukan kebaikan
sesuai dengan kepercayaan (agama) yang dianutnya dan norma yang berlaku
dimasyarakat.
Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat digemari hampir
disegala jenjang usia, baik oleh anak-anak remaja maupun orang dewasa
sekalipun. Menonton acara televisi sebenarnya sangat baik bagi anak-anak,
remaja dan orang dewasa, dengan catatan apabila menonton televisi tersebut
tidak berlebihan, acara yang ditonton sesuai dengan usia, dan bagi anak-anak
adanya kontrol/pengawasan dari orang tua. Namun kenyataan yang terjadi, banyak
dari anak-anak menonton acara yang seharusnya belum pantas untuk ia saksikan serta
kebiasaan menonton televisi telah menjadi kebiasaan yang berlebihan tanpa
diikuti dengan sikap yang kreatif, bahkan bisa menyebabkan anak bersikap pasif.
Bagi anak-anak, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan
menurunnya minat baca anak-anak terhadap buku, serta masih banyak lagi dampak
negatif lainnya jika dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit sekali.
Anak-anak cenderung lebih senang berlama-lama didepan televisi dibandingan
harus belajar, atau membaca buku.
Jika kita melihat acara-acara yang disajika oleh stasiun televisi,
banyak acara yang disajikan tidak mendidik malahan bisa dakatakan berbahaya
bagi anak-anak untuk di tonton. Kebanyakan dari acara televisi memutar acara
yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka
tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura
(mementingkan duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang
akan menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa.
Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan
terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara
selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa
besarnya akibat dari menonton televisi yang berlebihan.
Dibawah
ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian
Indonesia :
1.
tahun 2002 jam tonton televisi
anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 – 1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD
umumnya kurang dari 1.000jam/tahun.
2.
85% acara televisi tidak aman
untuk anak, karena banyak mengandung adegan kekerasa, seks dan mistis yang
berlebihan dan terbuka.
3.
saat ini ada 800 judul acara
anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu padahal satu minggu hanya ada
24 jam X 7 hari = 168 jam.
4.
40 % waktu tayang diisi iklan
yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas rata-rata dunia 561
iklan/minggu.
Berdasarkan perjabaran diatas,
bisa dibayangkan apabila anak-anak yang merupak aset-aset bangsa yang akan
meneruskan perjuangan bangsa ini serta yang akan memajukan bangsa ini, sejak
kecil telah terbiasa dengan hal yang tidak bermanfaat, maka negara ini yang
sudah tertinggal dan terpuruk ini akan semakin terpuruk dan tertinggal dan
akhirnya akan menjadi negara yang akan di lecehkan oleh negara lain. Inilah fakta
yang bukan hanya untuk kita perhatikan tetapi perlu dilakukan tindakan nyata
untuk mengantisipasinya. Yang pastinya diperlukan satu-kesatuan tekat dalam
setiap diri orang tua dan anggota masyarakat untuk bisa mengatisipasi dampak
yang akan terjadi serta bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi
terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi.
Stimuli
merupakan faktor penting dalam belajar. Demikian juga halnya dalam pemerolehan
bahasa anak prasekolah. Dengan pemberian stimuli kepada anak yang sedang
belajar bahasa, maka perkembangan bahasa anak dapat dikontrol. Apabila murid
tidak menunjukkan
reaksi
terhadap stimuli, guru tidak mungkin dapat membimbing tingkah lakunya ke arah behavior. Berdasarkan
uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa stimuli merupakan factor penting yang dapat membantu
anak dalam belajar. Demikian juga halnya dengan anak prasekolah yang sedang
belajar bahasa sudah barang tentu perlu mendapat stimuli, agar perkembangan
bahasanya semakin bertambah dengan pesat. Tanpa pemberian stimuli yang intensif
kepada anak yang sedang belajar berbahasa, maka perkembangan perbendaharaan
bahasa yang diperoleh anak akan berkembang apa adanya, dan hal ini sulit
mengontrolnya.
Jika kita kaji lebih jauh, dampak
negatif dari menonton televisi berlebihan yaitu: Anak
0–4 tahun, menggangu pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan berbicara,
kemampuan herbal membaca maupun maupun memahaminya, menghambat anak dalam
mengekspresikan pikiran melalui tulisan, Anak
5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu
membedakan antara realitas dan khayalan,Berprilaku konsumtif karena rayuan
iklan, Mengurangi kreatifitas, kurang
bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan semdiri, Televisi
menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan
lain, Meningkatkan kemungkinan obesitas
(kegemukan) kaena kurang berkreativitas dan berolahraga, Merenggangkan hubungan antar anggota
keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan
dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran
masing-masing, Matang
secara seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks yang sering
dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin
tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semain menjerumskan
anak.
Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidaklah
begitu teralu besar bagi anak-anak, malahan orang tua hanya melarang
anak-anaknya untuk tidak menonton film yang berbau pornoaksi, dan membiarkan
mereka menonton film yang biasa-biasa saja atau memang film anak-anak, namun
sebenarnya film anak-anak yang di tonton oleh anak-anak pun tidak menutup
kemungkinan bisa berdampak negatif bagi anak itu sendiri. Sekarang seteleh
mengetahui begitu besar dampak televisi bagi anak sudah sepatutunya setiap
orang tua membatasi waktu menonton dan mengawasi serta menseleksi acara-acara
apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk di tonton oleh anak-anak.
0 Response to "PENGARUH TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ANAK"
Posting Komentar