Komponen Strategi pelaksanaan kurikulum
Strategi
merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan
dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja.. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari
cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara \umum berlaku
maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi
pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan
disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan
secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal,
jika pelaksanaannya tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik..
Metode
pmbelajaran mempunyai fungsi penting dalam kurikulum. Karena itu penyusunannya
harus berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulumdan
berdasarkan
perilaku awal siswa (entry behavior).
Dalam kajian ini ada 3 alternatif pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
a.
Pendekatan yang berpusat pada
mata pelajaran (subject oriented)
b. Pendekatan yang berpusat siswa (student
oriented).
c.
Pendekatan yang berorientasi
pada kehidupan masyarakat (social oriented).
Landasan dalam tolak ukur untuk pemakaian jenis metode yaitu bahwa “ tidak ada metode satupun yang dapat dikatakan lebih baik, namun metode pembelajaran hendaknya bersipat multi metode”. Untuk memilih metode perlu pendekatan sebagai pedoman, ada beberapa pendekatan yaiti; Pendekatan Heuristik, adalah pendekatan yang sifatnya menyampaikan informasi termasuk metode ceramah dan sejenisnya. Pendekatan Ekspositorik, yaitu pendekatan yang sifatnya praktek, termasuk percobaan, observasi, discovery inquiri dan sejenisnya.
Rowntree (1974), strategi pembelajaran dibagi atas Strategi Exposition dan Discovery Learning; serta strategi Groups dan individual learning. Dalam exposition, bahan ajar sudah dikemas sedemikian rupa sehingga mahasiswa tinggal menguasai saja dan metode yang banyak digunakan adalam ceramah. Dalam discovery learning, bahan ajar tidak dikemas dalam bentuk yang sudah jadi, tetapi mahasiawa harus kreativ secara penuh, mencari dan mengumpulkan informasi, membandingkan, menganalisa, dan sebagainya maka itu metode yang sering dipakai adalah metode pemecahan masalah.
Komponen Organisasi Kurikulum
Komponen organiasi berkaitan dengan
bagaimana materi disusun (diorganisasikan) sehingga peserta didik memperoleh
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
Organisasi materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi : horizontal dan vertikal. Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan dari keseluruhan materi. Organisasi horizontal merupakan kaitan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lain pada kelas yang sama. Organisasi vertikal mencakup urutan dan kesinambungan materi pelajaran berupa hubungan longitudinal/pengalaman belajar peserta didik.
Organisasi materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi : horizontal dan vertikal. Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan dari keseluruhan materi. Organisasi horizontal merupakan kaitan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lain pada kelas yang sama. Organisasi vertikal mencakup urutan dan kesinambungan materi pelajaran berupa hubungan longitudinal/pengalaman belajar peserta didik.
Beragamnya
pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya
keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam
pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran
yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata
pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak
mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi
diberikan sama
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang
ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna
memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang
sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu
mata pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya
dikorelasikan dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang menitikberatkan
pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit
masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan
mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya
memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau
analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi
kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik
Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang
bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu :
(1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata
pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah mata pelajaran
tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu,
untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta
untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan
pengembangan diri.
Ada 5 kriteria organisasi materi pelajaran / pengalaman belajat
yaitu :
a) Kriteria
ruang lingkup, mencakup materi dan pengalaman belajar. Menyangkut jawaban atas
pertanyaan : “materi dan pengalaman belajar apa yang harus diajarkan? Berapa
jauh ruang lingkup dan organisasi materi itu harus ditetapkan untuk mencapai
tujuan?”
b) Kriteria
integrasi menyangkut mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain
yang terkait. Bertujuan untuk membantu peserta didik melihat kesatuan yang ada
antara semua materi pelajaran yang terkait.
c) Kriteria
urutan menyangkut usaha untuk menghasilkan belajar kumulatif dan berkelanjutan
secara vertikal.
d) Kriteria
kontinuitas, menyangkut hubungan vertikal materi/kegiatan belajar. Umpama untuk
mengembangkan kemampuan menulis, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan
terus-menerus dan berulang-ulang.
e) Kriteria
keseimbangan, memperhatikan agar ada tekanan yang seimbang pada semua asfek
yang ada. Keseimbangan dicapai kalau semua peserta didik berkesempatan memahami
materi, baik pada asfek personal, sosial maupun intelektual.
0 Response to "ARTIKEL TENTANG KOMPONEN STRATEGI PELAKSANAAN KURIKULUM DAN KOMPONEN ORGANISASI KURIKULUM"
Posting Komentar