loading...

MENTERI ANIES : GURU HARUS TINGGALKAN METODE PEMBELAJARAN PASIF

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh

Selamat Pagi

Guru harus meninggalkan metode pembelajaran yang pasif, jangan sampai kurikulumnya saja yang baru, tetapi cara mengajarnya masih memakai cara lama itulah potongan pernyataan Menteri Anies.

Sebanyak 598 instruktur nasional kurikulum 2013 akan melatih instruktur provinsi mulai April 2016. Tahun ajaran baru mendatang, siswa dipastikan sudah menggunakan kurikulum 2013 yang sudah direvisi. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemdikbud, Hamid Muhammad mengatakan hanya 598 instruktur nasional lolos seleksi dari 666 calon yang mengikuti pelatihan. Ke- 598 instruktur nasional itu akan melatih 3.661 instruktur provinsi pada April nanti. “Tidak semua yang mengikuti pelatihan lolos seleksi. Bagi yang tidak lolos hanya daapat sertifikat pelatihan,” jelasnya, di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/3).

Metode Pembelajaran Pasif Harus Ditinggalkan

Dari 3.661 instruktut provinsi yang dilatih nantinya akan berlanjut melatih instruktur kabupaten, sebelum pada akhirnya ke 285.698 guru dan kepala sekolah sasaean di seluruh Indonesia. “Jadi mulai Juli sekolah akan memakai kurikulum 2013 yang sudah direvisi,” tegas Hamid. Untuk diketahui, penerapan kurikulum 2013 selama ini baru menjangkau 6 persen sekolah di Indonesia.

Jumlahnya akan bertambah 19 persen dari jumlah sekolah yang ada di 2016. “Jadi total mencapai 25 persen sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013,” jelas dia. Pada 2017 jumlah sekolah tersebut akan bertambah secara bertahap menjadi 35 persen, 2018 menjadi 60 persen dan akhirnya pada 2019 seluruh sekolah di Indonesia sudah menerapkan Kurikulum 2013 yang telah direvisi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan, pelatihan instruktur nasional, provinsi, kabupaten maupun guru sasaran tahun ini menggunakan metode yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terkait target pelatihan guru kurikulum 2013 untuk menghasilkan guru-guru yang berpikiran terbuka, dapat menyesuaikan perkembangan zaman, dan dapat menerapkan metode pembelajaran aktif.

“Dari hasil seleksi ini sebagian besar instruktur nasional yang terpilih adalah guru,” sebut Anies. Selama pelatihan berlangsung, diwarnai interaksi dan
partisipasi yang dipandu oleh narasumber nasional. Untuk memunculkan pelatihan yang tidak pasif, peserta juga dirangsang fengan berbagai diskusi untuk memberi kesempatan mengungkapkan pemikiran da kemampuannya.

“Kita ingin yang bisa jadi Instruktur Nasional adalah orang-orang yang mencerminkan kurikulumnya. Guru berubah peran sebagai fasilitator, yaitu fasilitator pembelajar, sehingga anak-anak juga belajar aktif,” tegas mantan Rektor Universitas Paramadina ini. Sedangkan terkait materi yang diberikan kepada peserta pelatihan adalah kebijakan umum Kemdikbud, serta metode pembelajaran yang aktif.

Penggagas Progra. Indonesia Mengaajar ini sangat berharap pelatihan dapat mendorong guru memiliki sifat pembelajar. “Jangan sampai kurikulumnya saja yang baru, tetapi cara mengajarnya masih memakai cara lama,” ujar Anies.

Peran Pelatih
Sementara itu Pengamat Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Said Hamid Hasan mengatakan peran pelatih atau instruktur kurikulum sangat vital dalam menentukan keberhasilan penerapan kurikulum. “Pelatihan kurikulum yang baik semestinya diawali dari pelatihnya itu sendiri,” ungkap Said yang juga mantan Ketua Tim Pengembang Kurikulum 2013.

Pemahaman infrastruktur terhadap kurikululum harus mendalam dan terlibat dalam pengembangan kurikulum. “Maka penulis buku tidak memenuhi kriteria ini karena banyak buku yang salah. Kurikulum 2013 berbasis pendidikan karakter dan mengembangkan HOTS (higher order thinking skills),” papar Said. Tidak hanya itu, kata Said, para pelatih ini juga harus mengerti apa desain kurikulum dan komponen kurikulum 2013.

Selama ini menurut Said masih banyak pelatih yang bahkan tidak bisa membedakan antara Pengalaman Belajar (Learning Experiences/LE) dengan model dan metode. Pembelajaran Saintifik yang dirancang sebagai LE untuk mengembangkan kemampùan berpikir kritis, kreatif dan Belajar Sepanjang Hayat disamakan dengan metoda dan boleh diganti dengan metoda apa saja. “Ini jelas sangat keliru,” tegas Said.


Demikian berita seputar dunia pendidikan dan guru yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.
Untuk info terbaru lainya, silakan kunjungi laman DISINI

Related Posts :

0 Response to "MENTERI ANIES : GURU HARUS TINGGALKAN METODE PEMBELAJARAN PASIF"

Posting Komentar