Yang
dimaksud dengan teori-teori konseling dalam Islam adalah landasan yang benar
dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling agar dapat berlangsung dengan
baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif bagi klien mengenai cara dan
paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara
berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
Allah
berfirman dalam Al-Quran: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. [An-Nahl (16): 125]. Ayat tersebut menjelaskan beberapa teori
atau metode dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Teori-teori tersebut
sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Hamdani Bakran (2002) adalah sebagaimana
berikut:
1. Teori
Al-Hikmah
Sebuah
pedoman, penuntun dan pembimbing untuk memberi bantuan kepada individu yang
sangat membutuhkan pertolongan dalam mendidik dan mengembangkan eksistensi
dirinya hingga ia dapat menemukan jati diri dan citra dirinya serta dapat
menyelesaikan atau mengatasi berbagai permasalahan hidup secara mandiri. Proses
aplikasi konseling teori ini semata-mata dapat dilakukan oleh konselor dengan
pertolongan Allah, baik secara langsung maupun melalui perantara, dimana ia
hadir dalam jiwa konselor atas izin-Nya.
2. Teori
Al-Mauidhoh Hasanah
Yaitu teori
bimbingan atau konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran dari
perjalanan kehidupan para Nabi dan Rasul. Bagaimana Allah membimbing dan
mengarahkan cara berfikir, cara berperasaan, cara berperilaku serta
menanggulangi berbagai problem kehidupan. Bagaimana cara mereka membangun
ketaatan dan ketaqwaan kepada-Nya.
Yang
dimaksud dengan Al-Mau’izhoh Al-Hasanah ialah pelajaran yang baik dalam
pandangan Allah dan Rasul-Nya, yaitu dapat membantu klien untuk menyelesaikan
atau menanggulangi problem yang sedang dihadapinya.
3. Teori
Mujadalah yang baik
Yang
dimaksud teori Mujadalah ialah teori konseling yang terjadi dimana seorang
klien sedang dalam kebimbangan. Teori ini biasa digunakan ketika seorang klien
ingin mencari suatu kebenaran yang dapat menyakinkan dirinya, yang selama ini
ia memiliki problem kesulitan mengambil suatu keputusan dari dua hal atau
lebih; sedangkan ia berasumsi bahwa kedua atau lebih itu lebih baik dan benar
untuk dirinya. Padahal dalam pandangan konselor hal itu dapat membahayakan
perkembangan jiwa, akal pikiran, emosional, dan lingkungannya.
Prinsip-prinsip
dari teori ini adalah sebagai berikut:
a. Harus
adanya kesabaran yang tinggi dari konselor;
b. Konselor
harus menguasai akar permasalahan dan terapinya dengan baik;
c. Saling
menghormati dan menghargai;
d. Bukan
bertujuan menjatuhkan atau mengalahkan klien, tetapi membimbing klien dalam
mencari kebenaran;
e. Rasa
persaudaraan dan penuh kasih sayang;
f. Tutur
kata dan bahasa yang mudah dipahami dan halus;
g. Tidak
menyinggung perasaan klien;
h. Mengemukakan
dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan tepat dan jelas;
i. Ketauladanan
yang sejati. Artinya apa yang konselor lakukan dalam proses konseling
benar-benar telah dipahami, diaplikasikan dan dialami konselor.
Karena Allah
sangat murka kepada orang yang tidak mengamalkan apa yang ia nasehatkan kepada
orang lain. Dalam firmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” [Qs. Ash-Shaff:
2-3].
Teori
konseling “Al-Mujadalah bil Ahsan”, menitikberatkan kepada individu yang
membutuhkan kekuatan dalam keyakinan dan ingin menghilangkan keraguan terhadap
kebenaran Ilahiyah yang selalu bergema dalam nuraninya. Seperti adanya dua
suara atau pernyataan yang terdapat dalam akal fikiran dan hati sanubari, namun
sangat sulit untuk memutuskan mana yang paling mendekati kebenaran.
Konseling
merupakan aktifitas untuk menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling membutuhkan teknik-teknik yang memadai. Berikut ini adalah
beberapa teknik konseling sebagaimana yang telah disampaikan oleh Hamdani Bakari
(2002), yakni:
1. Teknik yang
bersifat lahir
Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat
di lihat, di dengar atau dirasakan oleh klien (anak didik) yaitu dengan
menggunakan tangan atau lisan antara lain:
a. Dengan
menggunakan kekuatan, power dan otoritas
b. Keinginan,
kesungguhan dan usaha yang keras
c. Sentuhan
tangan (terhadap klien yang mengalami stres dengan memijit di bagian kepala,
leher dan pundak)
d. Nasehat,
wejangan, himbauan dan ajakan yang baik dan benar. Maksudnya dalam konseling,
konselor lebih banyak menggunakan lisan yang berupa pertanyaan yang harus
dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar. Agar konselor bisa mendapatkan
jawaban dan pernyataan yang jujur dan terbuka dari klien, maka kalimat yang
dilontarkan konselor harus mudah dipahami, sopan dan tidak menyinggung perasaan
atau melukai hati klien. Demikian pula ketika memberikan nasehat hendaklah
dilakukan denagn kalimat yang indah, bersahabat, menenangkan dan menyenangkan.
e. Menbacakan
do'a atau berdo'a dengan menggunakan lisan
f. Sesuatu
yang dekat dengan lisan yakni dengan air liur hembusan (tiupan)
2. Teknik
yang Bersifat Batin
Yaitu teknik yng hanya dilakukan dalam hati dengan do'a dan
harapan namun tidak usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan
menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rosululloh bersabda
"bahwa melakukan perbuatan dan perubahan dalam hati saja merupakan
selemah-lemahnya iman".
Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan,
keinginan dan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata
melalui perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya
adalah membimbing dan mengantarkan individu (anak didik) kepada perbaikan dan
perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya baik dengan Tuhannya, diri
sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan
masyarakat.
Sekian dan semoga bermanfaat.
Oyach Admin Mengucapkan ‘’SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435
H’’ Mohon Maaf Lahir Dan Batin
Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>