Untuk mengawali pembahasan tentang jenis-jenis tes, kita
perlu pengetahui untuk apa diselenggarakan tes. Tes diselenggarakan dengan
tujuan :
Selanjutnya jenis tes berdasar waktu penyelenggaraan tes,
yang terbagi menjadi 4 yaitu:
a) untuk keperluan seleksi,
b) untuk menempatkan orang pada kelas-kelas tertentu,
c) untuk mengetahui hasil belajar,
d) untuk keperluan diagnostik, dan
e) untuk keperluan uji coba
a) Tes Seleksi (Selection Test)
Kita bisa memahami hakekat dari tes seleksi ini dari arti
kata “seleksi” itu sendiri, yaitu memilih. sederhana bukan? Jadi, tes seleksi
diselenggarakan untuk memilih peserta guna diikutsertakan dalam kegiatan yang
menuntut kemampuan tertentu. Penentuan jenis kemampuan dan tingkat penguasaan
pada tes seleksi, sepenuhnya tergantung pada kebutuhan akan kemampuan yang
dibutuhkan untuk dapat mengikuti kegiatan. Dengan demikian, berdasarkan hasil
tes seleksi, seseorang dapat dinyatakan diterima atau berhasil dan tidak diterima
atau tidak lolos untuk mengikuti program kegiatan yang direncanakan. Sebagai
contoh, jika kita menyelenggarakan tes seleksi untuk pemandu wisata, maka akan
lebih baik menitikberatkan kemampuan berbicara daripada kemampuan menulis.
b) Tes Penempatan (Placement Test)
Suatu keniscayaan bahwa kemampuan seseorang tidaklah bisa
sama. Sekelompok orang barangkali memiliki kemampuan lebih tinggi dari pada
kelompok lainnya. Permasalahan yang muncul adalah, bagaimanakah jika kemampuan
siswa dalam satu kelas relatif beragam? Hal ini akan bisa mempersulit jalannya
proses pengajaran yang kita lakukan. Untuk itu perlu dilakukan tes penempatan.
Tes penempatan umumnya diselenggarakan menjelang dimulainya suatu program
pengajaran, dengan maksud untuk menempatkan seseorang pada kelompok yang sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
c) Tes Hasil
Belajar (Achievement Test)
Tes hasil belajar tentu tidak lagi asing bagi Kita. Brown
(2004) memberikan pengertian tes hasil belajar merupakan “a test to see how far
students achieve materials addressed in a curriculum within a particular time
frame”. Hasil belajar yang diungkap lewat tes hasil belajar dapat mengacu pada
hasil pengajaran secara keseluruhan pada akhir penyelenggaraan atau pada kurun
waktu tertentu. Sebagai tes yang memfokuskan pada hasil yang telah dapat
dicapai oleh suatu bentuk pengajaran, tes hasil belajar memiliki kaitan yang
erat dengan apa yang telah diajarkan (kurikulum). Kaitan itu terutama dalam hal
isi tes. Isi tes harus secara jelas mencerminkan isi pengajaran yang secara
nyata telah diselenggarakan.
d) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Secara etimologis, diagnostik diambil dari bahasa Inggris
“diagnostic”. Bentuk kata kerjanya adalah “to diagnose”, yang artinya “to
determine the nature of disease from observation of symptoms”. Mendiagnosis
berarti melakukan observasi terhadap penyakit tertentu, sebagai dasar
menentukan macam atau jenis penyakitnya. Jadi, tes diagnostik sengaja dirancang
sebagai alat untuk menemukan kesulitan belajar yang sedang dihadapi siswa.
Hasil tes diagnostik dapat digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pengajaran
yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa sebenarnya, termasuk
kesulitan-kesulitan belajarnya. Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi
bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran
pada mata pelajaran tertentu. Hasil tes diagnostik memberikan informasi tentang
konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. Oleh karenanya, tes
ini berisi materi yang dirasa sulit oleh siswa, namun tingkat kesulitan tes ini
cenderung rendah.
e) Tes Uji Coba
Apabila Saudara sebagai seorang guru pasti pernah
mengembangkan tes. Tes yang dikembangkan belum tentu memenuhi kualifikasi sebagai
tes yang “baik” dalam arti luas. Untuk mengetahui apakah tes yang dikembangkan
bagus, perlu serangkaian uji coba, untuk memperoleh informasi, tidak hanya
tentang ciri-ciri tes yang penting, seperti validitas, reliabilitas, tingkat
kesulitan, dan tingkat pembeda, melainkan juga segi-segi lain, seperti
kecukupan waktu, kejelasan tulisan maupun perintah tes, dan lain sebagainya.
a) Tes Masuk (Entrance Test)
Tes masuk diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu
program pengajaran dimulai. Sama dengan tes seleksi, tes masuk diselenggarakan
untuk menentukan apakah seorang calon dapat diterima sebagai peserta program
pengajaran karena ia memiliki jenis dan kemampuan yang dipersyaratkan. Tes
masuk dirancang secara khusus dan disesuaikan dengan tujuan program pengajaran.
Semakin sesuai isi tes masuk itu dengan tujuan pokok program pengajaran, maka
akan semakin tinggi tingkat relevansi serta efektivitas dari tes masuk
tersebut.
b) Tes Formatif (Formative Test)
Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang
berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
jalannya pengajaran sampai tahap tertentu. Informasi tersebut penting untuk
mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan format yang
ditentukan sehingga dipertahankan atau program pembelajaran memerlukan
perubahan atau penyesuaian, hasilnya berguna untuk memperbaiki strategi
mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang rentang proses
pembelajaran, materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok
bahasan atau sub pokok materi. Jadi tes untuk menentukan keberhasilan belajar
dan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.
c) Tes Sumatif (Summative Test)
Kata dari “sumatif” adalah “sum” yang berarti “total
obtained by adding together items, numbers or amounts”. Dengan demikian,
tes sumatif diselenggarakan untuk mengetahui hasil pengajaran secara keseluruhan
(total). Konsekuensi dari tes yang menekankan hasil pengajaran
secara keseluruhan, maka item tes sumatif atau bahan cakupannya meliputi
seluruh materi yang telah disampaikan. Tes sumatif diberikan di akhir
suatu pelajaran, atau akhir semester. Hasilnya untuk menentukan keberhasilan
belajar peserta didik. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai,
pemberian sertifikat, dan sejenisnya.
d) Pra-tes dan Post-test
Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang siswa di
awal program pengajaran, kadang-kadang diselenggarakan pra-tes. Hasil pra-tes
digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada awal program
pengajaran. Tingkat kemampuan awal ini penting untuk menentukan sejauhmana
kemajuan seorang siswa. Kemajuan yang dicapai bisa dilihat dari perbandingan
hasil pra-tes dengan hasil tes yang diselenggarakan di akhir program pengajaran
(post-test).
Sekian dan terimakasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat.
0 Response to " BERIKUT URAIAN TENTANG JENIS-JENIS TES BERDASARKAN TUJUAN PENYELENGGARAAN DAN BERDASARKAN TAHAPAN/WAKTU PENYELENGGARAAN "
Posting Komentar