loading...

PEMBINAAN AKHLAK SISWA TINGKAT SMP MELALUI PENYELENGGARAAN PROGRAM IMTAQ

1.  Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti: budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat atau moral. Istilah akhlak seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khalaq (penciptaan), kesamaan akar tersebut mengisyaratkan bahwa dalam perilaku manusia (makhluk) baru mengandung nilai-nilai yang baik, jika tindakan atau perilaku tersebut didasarkan pada kehendak Tuhan (selaku Khaliq).

Imam Al Ghazali mendefinisikan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (tashduru al-af’al bi suhulah wa yusr, min ghoiri hajah ila fikr wa rukyah). Sedangkan menurut Yunahar Ilyas, mendefinisikan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan (tashduru ‘anha al ma’lu min khoiri au syarri min ghairi hajati ila fikr wa rukyah).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa akhlak adalah perbuatan yang memiliki beberapa ciri antara lain: pertama, sifat tersebut sudah tertanam kuat dalam batin seseorang, mendarah daging, dan menjadi kepribadian sehingga tidak mudah hilang. Kedua, perbuatan tersebut dilakukan secara terus menerus di manapun ia berada, sehingga pada waktu mengerjakan sudah tidak memerlukan pertimbangan dan pemikiran lagi. Ketiga, perbuatan tersebut dilakukan dengan tulus ikhlas atau sungguhan, bukan dibuat-buat atau berpura-pura. Keempat, perbuatan tersebut dilakukan dengan kesadaran sendiri, bukan paksaan atau tekanan dari luar, melainkan atas kemauannya sendiri. 

2. Pengertian Pembinaan Akhlak Siswa
Yang dimaksud dengan pembinaan akhlak melalui kegiatan ektsra kurikuler (Imtaq) adalah pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam hal ini guru-guru pembina dan Kepala Sekolah di kelas atau pun di tempat-tempat khusus. Pembinaan tersebut melalui berbagai macam cara, antara lain: melalui matapelajaran tertentu atau pokok bahasan atau subpokok bahasan khusus dan melalui program-program lainnya, seperti Imtaq. Dalam hal ini, guru-guru tersebut mendapat tugas agar dapat mengintegrasikan secara langsung nilai-nilai akhlak kepada siswa. Di samping itu, guru yang mengajar matapelajaran tertentu yang sulit untuk membahas nilai-nilai akhlak, bisa secara eksplisit melalui pokok bahasan tertentu untuk mengintegrasikannya dengan cara menyisipkan dalam pokok bahasan yang sedang dikaji.

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah pembinaan seringkali diperdengarkan dalam hubungannya dengan bimbingan atau arahan-arahan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hal ini masih memberikan konotasi yang berbeda-beda, sehingga dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda pula, di mana pengertian dari pembinaan itu sendiri adalah suatu usaha untuk memperbaharui dan memperbaiki manusia dalam kehidupannya. Secara harfiah, pembinaan berarti pemeliharaan secara dinamis dan berkesinambungan. Maka, untuk itu pembinaan akhlak adalah suatu usaha atau kegiatan memelihara dan mengembangkan fitrah manusia menuju insan yang dewasa jasmani dan rohani, demi kebahagian dunia akhirat bermanfaat bagi bangsa dan negara.

3. Tujuan Pembinaan Akhlak Siswa Melaui Program Imtaq
Pembinaan akhlak di sekolah memiliki tujuan agar siswa dapat mempunyai kemampuan atau kompetensi dasar yang harus dikuasai pesertadidik antara lain adalah siswa terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji. Agar kompetensi tersebut dapat tercapai, maka perlu ditentukan, dipilih, dirancang organisasi isi/materi pembelajaran, strategi penyampaian serta pengelolaannya. Pembinaan akhlak merupakan spesifikasi pendidikan nilai di sekolah, yang salah satu caranya dilakaukan dalam program Imtaq. Oleh karena itu, pembinaan akhlak melalui Imtaq harus mampu melatih dan mengarahkan perkembangan siswa agar akhlak mereka merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dikenal dan diyakininya. Dalam memilih dan menetapkan strategi penyampaian, diperlukan pertimbangan antara lain karakteristik anak didiknya, di samping pertimbangan-pertimbangan lainnya. Hal ini agar nilai akhlak dapat terinternalisasi dan terwujud dalam tindakan nyata.
Pembinaan dan pengajaran akhlak melalui Imtaq bertujuan untuk memberikan bimbingan dan pertolongan secara sadar kepada anak didik agar dapat memiliki pengetahuan dan kecakapan, keterampilan  yang benar-benar dikuasai dan dapat dipergunakan, baik di sekolah maupun di masyarakat. 

Pembinaan akhlak melalui Imtaq secara khusus untuk menghasilakan hal-hal sebagai berikuti:
(a). Melahirkan perbuatan yang mulia dan sempurna dalam: (1) Hubungan dan ibadah kepada Allah.(2) Hubungan dengan sesama manusia. (3). Hubungan dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk Allah yang lain
(b). Terhindar dari perbuatan hina dan tercela dalam hubungan kepada Allah, Rasul, sesama manusia, binatang, tumbuhan dan makhluk Allah yang lain.
(c). Melahirkan perbuatan yang serasi antara kata dan tindakan, antara teori dan praktek.
(d). Melahirkan perbuatan yang mempunyai keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan duniawi dan ukhrawi, lahir maupun batin dan jasmani maupun rohani.
(e). Memperoleh kemudahan dalam memenuhi hak dan kewajiban dan tetap  terjaga martabatnya secara terhormat di dunia dan akhirat. Jadi, tujuan pentingnya pembinaan akhlak adalah untuk membentuk  pribadi Muslim yang berbudi pekerti mulia, bertingkah laku sopan, berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai ajaran Islam. 

Pembinaan akhlak melalui program Imtaq bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia Muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta mempunyai sikap yang mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jadi, tujuan utama dalam pembinaan program ini ialah terciptanya kemampuan peserta didik dalam mentaati kehidupan dengan cara penanaman ilmu dan ketrampilan pada anak, merupakan tujuan awal dari Islam. Sedangkan tujuan akhir, maka pererta didik dibekali dengan pendidikan spiritual yang di dalamnya terdapat pendidikan agama, pendidikan sikap (akhlak)  sosial siswa.

4. Peranan Guru Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa
Menurut Amran, peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu. Menurutnya peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu, serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.

Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia anak dini jalur pendikan formal, pendidikan dasar dan  menengah. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berfungi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Demikian pula pasal 6 (enam) menjelaskan kedudukan guru dan Dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasioanl dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potesni peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

Secara khusus, guru agama adalah guru yang diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab oleh pejabat berwenang untuk mengajarkan matapelajaran agama pada sekolah baik SD, SLTP dan SLTA atau matapelajaran agama Islam pada madarasah di lingkungan Departemen agama. Apabila diperhatikan, guru mempunyai peranan yang sangat besar dalam usaha pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang potensial dibidang pembangunan. Karena maju dan mundurnya suatu bangsa, sebagian besar ditentukan oleh pendidikan, guru dan sumber daya manusianya. Berkaitan dengan hal tesebut, maka sebenarnya guru mempunyai peranan dan andil yang sangat besar dalam usahanya untuk mengantarkan siswa atau anak didik ketarap yang dicita-citakan.

Para guru agama mempunyai tugas dan tanggungjawab yang lebih berat dibandingkan dengan pendidik pada umumnya, karena selain mengajar ilmu pengetahuan ajaran agama Islam, juga bertanggungjawab terhadap pembentukan pribadi anak didik yang sesuai dengan ajaran Islam. Karena beratnya tanggungjawab tersebut, supaya guru agama dapat melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Bagi guru agama, di samping harus memiliki syarat-syarat khusus, masih harus ditambah dengan syarat yang lain.

0 Response to "PEMBINAAN AKHLAK SISWA TINGKAT SMP MELALUI PENYELENGGARAAN PROGRAM IMTAQ"

Posting Komentar