Dalam sebuah tulisannya, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengetengahkan tentang 7 (tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik
yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran, baik bagi guru, siswa, kepala sekolah, pemerintah, maupun
pihak lainnya yang terkait dengan pendidikan.
Di bawah ini disajikan esensi dari ketujuh prinsip tersebut dan untuk memudahkan Anda mengingatnya, saya buatkan “jembatan keledai” dengan sebutan CRAFT HiT
1. Encourages Contact Between Students and Faculty
Frekuensi kontak antara guru dengan
siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan faktor yang amat
penting untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam
belajar. Dengan seringnya kontak antara guru-siswa ini, guru dapat lebih
meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Guru dapat membantu siswa
ketika melewati masa-masa sulitnya. Begitu juga, guru dapat berusaha
memelihara semangat belajar, meningkatkan komitmen intelektual siswa,
mendorong mereka untuk berpikir tentang nilai-nilai mereka sendiri serta
membantu menyusun rencana masa depannya.
2. Develops Reciprocity and Cooperation Among Students
Upaya meningkatkan belajar siswa lebih
baik dilakukan secara tim dibandingkan melalui perpacuan individual
(solo race). Belajar yang baik tak ubahnya seperti bekerja yang baik,
yakni kolaboratif dan sosial, bukan kompetitif dan terisolasi. Melalui
bekerja dengan orang lain, siswa dapat meningkatkan keterlibatannya
dalam belajar. Saling berbagi ide dan mereaksi atas tanggapan orang lain
dapat semakin mempertajam pemikiran dan memperdalam pemahamannya
tentang sesuatu.
3. Encourages Active Learning
Belajar bukanlah seperti sedang menonton
olahraga atau pertunjukkan film. Siswa tidak hanya sekedar duduk di
kelas untuk mendengarkan penjelasan guru, menghafal paket materi yang
telah dikemas guru, atau menjawab pertanyaan guru. Tetapi mereka harus
berbicara tentang apa yang mereka pelajari dan dapat menuliskannya,
mengaitkan dengan pengalaman masa lalu, serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus menjadikan apa yang mereka
pelajari sebagai bagian dari dirinya sendiri.
4. Gives Prompt Feedback
Siswa membutuhkan umpan balik yang tepat
dan memadai atas kinerjanya sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari
apa yang telah dipelajarinya. Ketika hendak memulai belajar, siswa
membutuhkan bantuan untuk menilai pengetahuan dan kompetensi yang ada.
Di kelas, siswa perlu sering diberi kesempatan tampil dan menerima saran
agar terjadi perbaikan. Dan pada bagian akhir, siswa perlu diberikan
kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari, apa yang masih
perlu diketahui, dan bagaimana menilai dirinya sendiri.
5. Emphasizes Time on Task
Waktu + energi = belajar. Memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
siswa. Siswa membutuhkan bantuan dalam mengelola waktu efektif
belajarnya. Mengalokasikan jumlah waktu yang realistis artinya sama
dengan belajar yang efektif bagi siswa dan pengajaran yang efektif bagi
guru. Sekolah seyogyanya dapat mendefinisikan ekspektasi waktu bagi para
siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya untuk membangun kinerja
yang tinggi bagi semuanya
6. Communicates High Expectations
Berharap lebih dan Anda akan mendapatkan
lebih. Harapan yang tinggi merupakan hal penting bagi semua orang.
Mengharapkan para siswa berkinerja atau berprestasi baik pada gilirannya
akan mendorong guru maupun sekolah bekerja keras dan berusaha ekstra
untuk dapat memenuhinya
7. Respects Diverse Talents and Ways of Learning
Ada banyak jalan untuk belajar. Para
siswa datang dengan membawa bakat dan gaya belajarnya masing-masing Ada
yang kuat dalam matematika, tetapi lemah dalam bahasa, ada yang mahir
dalam praktik tetapi lemah dalam teori, dan sebagainya. Dalam hal ini,
siswa perlu diberi kesempatan untuk menunjukkan bakatnya dan belajar
dengan cara kerja mereka masing-masing. Kemudian mereka didorong untuk
belajar dengan cara-cara baru, yang mungkin ini bukanlah hal mudah bagi
guru untuk melakukannya.
Pada bagian lain, Arthur W. Chickering
dan Zelda F. Gamson mengatakan bahwa guru dan siswa memegang peran dan
tanggung jawab penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi
mereka tetap membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk
membentuk sebuah lingkungan belajar yang kondusif bagi praktik
pembelajaran yang baik. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan tersebut
meliputi: (a) adanya rasa tujuan bersama yang kuat; (b) dukungan
kongkrit dari kepala sekolah dan para administrator pendidikan untuk
mencapai tujuan ; (c) dana yang memadai sesuai dengan tujuan; (d)
kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan tujuan; dan (e) evaluasi
yang berkesinambungan tentang sejauhmana ketercapaian tujuan.
0 Response to "ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN TENTANG "TUJUH PRINSIP PRAKTIK PEMBELAJARAN YANG BAIK BAGI SISWA""
Posting Komentar