loading...

BERBAGAI USAHA MEDIASI GAGAL, GURU PENCUKUR RAMBUT SISWA TETAP DITAHAN

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh

Selamat Malam

sinarberita.com - Berita seputar perkembangan terkini kasus guru yang dipenjarakan oleh orang orang tua siswa karena mencukur rambut beberapa waktu yang lalu kembali kami bagikan kepada seluruh rekan pengunjung khususnya rekan-rekan guru diseluruh satuan pendidikan ditanah air.

Berbagai pihak membujuk orangtua salah satu murid di SMAN 2 Sinjai Selatan, Saharuddin, agar membatalkan tuntutan hukum kepada sang guru, Mubazir. Bergeming, mereka tetap meneruskan proses hukum.


Kasus ini bermula ketika Mubazir menertibkan rambut para siswa laki-laki yang gondrong. Ketika itu, Saharuddin menolak dan berdalih akan memotong sendiri rambutnya. Sekian hari berlalu, rambut Saharuddin masih panjang. Akhirnya Mubazir pun memotong paksa rambut Saharuddin.

Karena masih menolak, tangan Saharuddin tergores akibat menangkis gunting Mubazir. Tak terima dengan peristiwa tersebut, orang tua Saharuddin pun melaporkan Mubazir ke polisi untuk diproses secara hukum.

Ikatan Guru Indonesia (IGI) meminta kepada polisi agar melakukan penangguhan penahanan atau minimal melakukan tahanan kecamatan terhadap guru Mubazir agar bisa tetap mengajar. "Goresan kecil di tangan Saharuddin sudah hampir tak terlihat tetapi penderitaan guru honorer Mubazir, S.Pd terus berlanjut," ujar Ketua Umum IGI, Ramli Rahim seperti dilansir Antara, Selasa (14/6/2016).

Minggu, (12/6) sang guru honorer ini dipindahkan dari sel tahanan Polsek Sinjai Selatan ke sel tahanan Polres Sinjai. Mubazir dilaporkan ke polisi karena tergoresnya tangan Saharuddin akibat menangkis dan menolak rambutnya dipotong.

"Berbagai upaya sudah dilakukan, bahkan camat, Kepala Desa Aska, Kapolsek dan legislator telah membujuk orangtua Saharuddin, petani yang anak-anaknya atau kakak dari Saharuddin sering dibantu Andi Ahmad, Kepala Sekolah SMAN 2 Sinjai Selatan untuk mendapatkan beasiswa miskin tapi mereka bergeming," katanya.

Orang tua ini, ujar dia. tetap ngotot Mubazir dipenjara dan dilanjutkan proses hukumnya.

"Saya berbicara langsung dengan ibu korban. Bahkan Muhammad Chozin, Staf Khusus Mendikbud menelefon langsung ibu korban, juga Kepala SMAN 2 Sinjai Selatan. Tapi semua yang dilakukan tak mengubah pendirian orangtua Saharuddin untuk tetap memenjarakan Mubazir," katanya.

Kepala SMAN 2 Sinjai Selatan Andi Ahmad menyatakan tidak ada lagi guru di sekolahnya dan di Sinjai yang berani mengajar Saharuddin apalagi mendidik Saharuddin karena takut akan menemui hal sama dengan yang dialami Mubazir. Akibat sesuatu yang tak disengaja, mereka harus mendekam di balik jeruji besi.

Kabag Humas Polda Sulsel, menyebut bahwa Mubazir bukan guru tapi hanya honorer.

"Beliau mungkin tidak tahu derita guru honorer yang dengan ikhlas mengajar sepenuh hati meski pendapatan tak sepenuh jam pengajaran, kadang dibayar, kadang tidak, kadang tepat waktu dan lebih sering telat dibayarnya. Pak Mubazir mengisi kekurangan guru di SMA," katanya.

Menurut Andi Ahmad tidak perlu ada ketakutan akan upaya balas dendam keluarga Saharuddin karena di desa mereka hampir tidak ada masalah.

"Kami juga meminta agar hasil visum dipublikasikan oleh polisi agar tidak memunculkan prasangka negatif terhadap kepolisian," katanya.
(Sumber : okezone)

Demikian berita seputar kasus guru yang dipenjara yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.
Untuk info terbaru lainya silakan kunjungi laman DISINI

1 Response to "BERBAGAI USAHA MEDIASI GAGAL, GURU PENCUKUR RAMBUT SISWA TETAP DITAHAN"

  1. Semoga ortu siswa nntinya akan tabah menghadapi dan menerima karma balasan dr Allah SWT.
    Krena balasan Allah akan lebih berat pasti d hadapinya...

    BalasHapus