FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT DAN MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA
Menurut Sudjana (1990:23), mengatakan “diantara ketiga ranah
yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, maka rana kognitif sering dinilai
para guru di sekolah”
1. Faktor-faktor
yang menghambat prestasi belajar siswa
Menurut Kartono Kartini dalam Tulus Tu’u (2004:83),
faktor-faktor yang menghambat prestasi belajar siswa antara lain :
a. Penghambat dari
dalam
Penghambat dari dalam meliputi :
1. Faktor kesehatan
Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan anak
tertinggal pelajarannya. Karena itu, orang tua harus memperhatikan kesehatan
anak-anaknya dengan makanan yang bergizi.
2. Faktor
kecerdasan
Siswa dengan kecerdasan yang kurang menyebabkan siswa
tersebut lambat dan akan tertinggal dari teman-temannya. Hasil yang dicapai
tidak optimal. Selain itu, kecerdasan sangat mempengaruhi cepat lambatnya
kemajuan belajar siswa.
3. Faktor perhatian
Perhatian disini terdiri dari perhatian di sekolah dan di
rumah. Perhatian belajar di rumah sering terganggu dengan acara televisi,
kondisi keluarga dan rumah sedangkan perhatian belajar disekolah sering
terganggu dengan suasana pembelajaran,serta kurangnya konsentrasi. Perhatian
yang kurang memadai akan berdampak kurang baik terhadap hasil belajar.
4. Faktor minat
Minat merupakan kecenderunagn yang tinggi terhadap
sesuatu. Apabila pembelajaran yang
dikembangkan guru tidak menimbulkan minat, akan membuat siswa tidak
sungguh-sungguh dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai tidak
optimal.
5. Faktor bakat
Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang
dibawa sejak lahir. Apabila pelajaran yang diikuti tidak sesuai dengan bakat
yang dimiliki, prestasi belajar yang dicapai tidak optimal.
b. Penghambat dari
luar
Penghambat dari luar meliputi :
1. Faktor keluarga
Faktor-faktor tersebut berupa faktor orang tua misalnya cara
orang tua mendididk yang kurang baik, teladan yang kurang, faktor suasana rumah
yang ramai an sering cekcok; faktor ekonomi keluarga.
2. Faktor sekolah
Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran,
misalnya metode yang kurang variatif dan membosankan siswa; faktor hubungan
antara guru dan siswa yang kurang dekat, faktor siswa, faktor guru yang kurang
pengguasaan terhadap materi, faktor sarana di sekolah seperti buku-buku yang
kurang, lingkungan yang ramai. Semua itu mengganggu siswa mencapai prestasi
yang baik.
3. Faktor disiplin
sekolah
Disiplin sekolah yang tidak ditegakkan dengan baik akan
berpengaruh negatif terhadap proses belajar anak. Misalnya siswa yang terlambat
dibiarkan saja tanpa adanya hukuman.
4. Faktor
masyarakat
Faktor media massa seperti acara televisi yang mengganggu
waktu belajar, faktor teman bergaul yang kurang baik, merupakan faktor yang
paling banyak memepengaruhi prestasi dan perilaku siswa.
5. Faktor
lingkungan tetangga
Misalnya tetangga yang pengangguran, pencuri, penjudi,
peminum merupakan lingkungan yang dapat bergaul terhadap hasil belajar siswa.
6. Faktor aktivitas
organisasi
Jika siswa mempunyai banyak aktivitas organisasi selain
menunjang hasil belajar, dapat juga menganggu hasil belajar jika tidak dapat
menggatur waktu dengan baik.
Pengertian Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri
dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar
mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi
belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan
terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata
prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih
mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan
dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah,
1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21)
bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas
terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya
sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami
bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja,
baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa
prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa
perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur
dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1. Faktor dari dalam
diri siswa (intern)
Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu
dibahas menurut Slameto (1995 : 54) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan
faktor kelelahan.
a. Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
1. Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar
siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada
gangguan kelainan alat inderanya.
2. Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah
buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain (Slameto, 2003 :
55).
b. Faktor psikologis
Dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,
kematangan, kesiapan.
1. Intelegensi
Slameto (2003: 56) mengemukakan bahwa intelegensi atau
kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan cepat efektif
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
2. Perhatian
Menurut al-Ghazali dalam Slameto (2003 : 56) bahwa perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata kepada
suatu benda atau hal atau sekumpulan obyek.
Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi
suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku pelajaran itu
sesuai dengan hobi dan bakatnya.
3. Bakat
Menurut Hilgard dalam Slameto (2003 : 57) bahwa bakat adalah
the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau terlatih. Kemudian menurut Muhibbin (2003 : 136) bahwa bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang.
4. Minat
Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996 : 214)
bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh
individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang
gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan
demikian, wawasan akan bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi
peningkatan atau pencapaian prestasi belajar siswa yang seoptimal mungkin
karena siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari
dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya.
5. Motivasi
Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa motivasi erat sekali
hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan
tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu
perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu
sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
6. Kematangan
Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa kematangan adalah sesuatu
tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah
siap melaksanakan kecakapan baru.
Berdasarkan pendapat di atas, maka kematangan adalah suatu
organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri makhluk
telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing-masing kematang
itu datang atau tiba waktunya dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan
lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses
belajar mengajar.
7. Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh
Slameto (2003 : 59) adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan
untuk memberikan respon atau reaksi.
Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa kesiapan
siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar
siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana
siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan
baik.
c. Faktor kelelahan
Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto
(1995:59) sebagai berikut:
“Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh
dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena ada substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang
lancar pada bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus
karena memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu
karena terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian”.
Dari uraian di atas maka kelelahan jasmani dan rohani dapat
mempengaruhi prestasi belajar dan agar siswa belajar dengan baik haruslah
menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya seperti lemah
lunglainya tubuh. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan
rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan
sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat dan perhatian. Ini semua
besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Agar siswa
selaku pelajar dengan baik harus tidak terjadi kelelahan fisik dan psikis.
2. Faktor yang
berasal dari luar (faktor ekstern)
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 1995 : 60).
a. Faktor keluarga
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat
mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi
keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.
1. Cara orang tua
mendidik
Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap
prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh Wirowidjojo dalam Slameto (2003
: 60) mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil,
tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa dan negara.
Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya
peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang mendidik anaknya akan
berpengaruh terhadap belajarnya.
2. Relasi antar
anggota keluarga
Menurut Slameto (2003 : 60) bahwa yang penting dalam
keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak
dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar
anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap
terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.
3. Keadaan keluarga
Menurut Hamalik (2002 : 160) mengemukakan bahwa keadaan
keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti
kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang
tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa keadaan keluarga dapa
mempengaruhi prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan
pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan
pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat
dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu
pengetahuannya.
4. Pengertian orang
tua
Menurut Slameto (2003 : 64) bahwa anak belajar perlu
dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu
dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang
tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi
kesulitan yang dialaminya.
5. Keadaan ekonomi
keluarga
Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa keadaan ekonomi keluarga
erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi
kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain,
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.
6. Latar belakang
kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar (Roestiyah, 1989: 156). Oleh karena itu perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar
yang optimal.
7. Suasana rumah
Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini
sesuai dengan pendapat Slameto (2003 : 63) yang mengemukakan bahwa suasana
rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di
mana anak-anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan
semwarut tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar.
Suasana ini dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu
banyak penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok,
pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan anak bosan
tinggal di rumah, suka keluar rumah yang akibatnya belajarnya kacau serta
prestasinya rendah.
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, ala-alat
pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin
sekolah, dan media pendidikan, yaitu :
1. Guru dan cara
mengajar
Menurut Purwanto (2004 : 104) faktor guru dan cara
mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru,
tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru
itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan
hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Sedangkan menurut Nana Sudjana
dalam Djamarah (2006 : 39) mengajar pada
hakikatnya adalah suatu proses , yaitu
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak
didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses
belajar.
Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing.
Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menhidupkan dan
memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan
demikian cara mengajar guru harus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya,
baik dalam menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang akan
disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan
dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar
mengajar
2. Model
pembelajaran
Model atau metode pembelajaran sangat penting dan
berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa, terutama pada pelajaran
matematika. Dalam hal ini model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada
satu model pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan
dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa, terutama pada
guru matematika. Dimana guru matematika harus bisa menilih dan menentukan
metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Adapun
model-model pembelajaran itu, misalnya : model pembelajaran kooperatif,
pembelajaran kontekstual, realistik matematika problem solving dan lain
sebagainya.
Dalam hal ini, model yang diterapkan adalah model kooperatif
tipe STAD, dimana model atau metode ini berpengaruh terhadap proses belajar
siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
3. Alat-alat
pelajaran
Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat
belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya.
Menurut Purwanto (2004 : 105) menjelaskan bahwa sekolah yang
cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar
ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak.
4. Kurikulum
Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut Slameto
(2003 : 63) bahwa kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik
terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.
5. Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam
hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa (Slameto, 2003 : 68).
6. Interaksi guru
dan murid
Menurut Roestiyah (1989 : 151) bahwa guru yang kurang
berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar itu
kurang lancar. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh dari guru, maka segan
berpartisipasi secara aktif di dalam belajar.
7. Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa
dalam sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2003 : 67). Kedisiplinan sekolah
ini misalnya mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata
tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan
keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.
8. Media pendidikan
Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk
sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belaajr anak dalam
jumlah yang besar pula (Roestiyah, 1989 : 152). Media pendidikan ini misalnya
seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat
mendukung tercapainya prestasi belajar dengan baik.
c. Faktor
Lingkungan Masyarakat
Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa
antara lain teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di
lingkungan keluarganya.
1. Kegiatan siswa
dalam masyarakat
Menurut Slameto (2003 : 70) mengatakan bahwa kegiatan siswa
dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi
jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang telalu banyak misalnya
berorganisasi, kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan
terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
2. Teman Bergaul
Anak perlu bergaul dengan anak lain, untik mengembangkan
sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul
yang buruk perangainya. Perbuatan tidak baik mudah berpengaruh terhadap orang
lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.
Menurut Slameto (2003 : 73) agar siswa dapat belajar, teman
bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga
sebaliknya, teman bergaul yang jelek perangainya pasti mempengaruhi sifat
buruknya juga, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang
baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan
pendidik harus bijaksana.
3. Cara Hidup
Lingkungan
Cara hidup tetangga disekitar rumah di mana anak tinggal,
besar pengaruh terhadap pertumbuhan anak (Roestiyah, 1989 : 155). Hal ini
misalnya anak tinggal di lingkungan orang-orang rajib belajar, otomatis anak
tersebut akan berpengaruh rajin juga tanpa disuruh.
Faktor eksternal ini dapat menimbulkan pengaruh positif
antara lain dilihat dari
1. Ekonomi keluarga
menurut Slameto (1993 : 63), bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya
dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan
pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain. Juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,
alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat
terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
2. Guru dan cara
mengajar
Guru dan cara mengajar merupakan faktor yang penting
bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu menyampaikan pengatahuan itu kepada
anak-anak didiknya. Ini sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
karena guru yang berpengetahuan tinggi dan cara mengajar yang bagus akan
memperlancar proses belajar mengajar sehingga siswa dengan mudah menerima
pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya.
3. Interaksi guru
dan murid
Interaksi guru dan murid dapat mempengaruhi juga dengan
prestasi belajar, karena interaksi yang lancar akan membuat siswa itu tidak
merasa segan berpartisipasi secara aktif di dalam proses belajar mengajar.
4. Kegiatan siswa
dalam masyarakat
Kegaiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan
terhadap perkembangan pribadinya misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan
sosial, kegiatan keagamaan, dan lain-lain.
5. Teman bergaul
Anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan
sosialisainya karena siswa dapat belajar dengan baik apabila teman bergaulnya
baik tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk
perangainya.
6. Cara hidup
lingkungan
Cara hidup tetangga di sekitar rumah besar pengaruhnya pada
pertumbuhan anak (Roestiyah 1989 : 155). Hal ini misalnya anak yang tinggal di
lingkungan orang-orang yang rajin
belajar otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin belajar tanpa disuruh.
Faktor eksternal yang dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi prestasi
anak adalah:
a. Cara mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anaknya
sekolah akan menjadi anak yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi
tantangan atau kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras
maka anak tersebut manjadi penakut dan tidak percaya diri.
b. Interaksi guru
dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intern
menyebabkan proses balajar mengajar menjadi kurang lancar juga anak merasa jauh
dari guru maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajarnya. Guru yang
mengajar bukan pada keahliannya, serta sekolah yang memiliki fasilitas dan
sarana yang kurang memadai maka bisa menyebabkan prestasi belajarnya rendah.
0 Response to "FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT DAN MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA "
Posting Komentar