Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Siang
Berita seputar Surat Edaran KemenPAN-RB tentang pelarangan guru untuk hadir dalam acara Hari Guru Nasional (HGN) masih menjadi isu terhangat yang tengah diperdebadkan oleh publik khususnya kalangan guru saat ini.
Telah terjadi ketegangan antara Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi dengan Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyusul terbitnya surat edaran MenPAN & RB yang melarang guru mengikuti acara HUT PGRI yang akan digelar di stadion Gelora Bung Karno, pada 13 Desember mendatang.
KetuaUmum PGRI Sulistyo memastikan bahwa guru di seluruh Indonesia tidak akan menghiraukan surat edaran tersebut. Menurutnya, larangan ini aneh dan bertentangan dengan UUD 1945 yang memberikan kemerdekaan bagi siapa pun untuk berserikat atau berkumpul. Berikut pernyataan Sulistyo kepada Rakyat Merdeka;
Menurut Anda sebenarnya apa yang melatari terbitnya surat edaran itu, apakah sejauh ini PGRI ada persoalan dengan MenPAN-RB?
Kalau saya sih merasa tidak ada. Tapi mungkin ini mereka punya pandangan yang berlebihan atau tidak umum. Mungkin karena ketidakpahaman terhadap PGRI, yang sudah menjadi mitra pemerintah sejak 70 tahun yang lalu. Atau mendapatkan informasi yang tidak benar tentang acara HUT PGRI.
Informasi yang tidak benar itu dari siapa?
Mungkin dari Kementerian terkait. Dari Kementerian Pendidikan barangkali.
Apa ada komunikasi yang dibangun dengan MenPAN-RB pasca surat edaran itu?
Komunikasi dengan MenPAN belum ada.
Anda sendiri apakah sudah meminta konfirmasi langsung ke Menteri Yuddy terkait pelarangan itu?
Biar saja lah. Toh daerah-daerah Gubernur, Bupati/ Walikota tidak ada yang
mengindahkan. Kami juga sedang mempersiapkan acara tanggal 13.
Apa nanti para guru berani hadir, melawan larangan Menteri?
Saya komunikasi ke pengurus provinsi, mereka tetap akan mengirimkan guru-guru. Karena surat edaran menteri itu kan menunjukkan arogansi kekuasaan, melanggar Undang-Undang Dasar 1945 tentang Hak Berserikat dan Berkumpul.
Bagaimana jika nanti dijatuhi sanksi, karena tidak mendapatkan restu atau izin Menteri?
Ini kan hari Minggu, hari libur. Masak harus izin dari kementerian. Nggak ada kaitannya lagi. Pemerintahan macam mana hari Minggu harus izin pemerintah.
Mungkin karena guru yang akan dihadirkan nanti cukup banyak?
Ini kan hari ulang tahun PGRI, kalau anggota-anggotanya datang kan wajar. Memang kebetulan ini yang ke-70. Setiap kelipatan 10 dasawarsa ini, kami melibatkan guru dalam jumlah yang besar.
Yang Anda tangkap, ada kepentingan apa sebenarnya di balik surat edaran ini?
Kalau saya menduga, karena tidak cermat saja. Mungkin tidak paham cara mengelola Kementerian. Kan masih banyak tugas yang harus dikerjakan daripada mengurusi yang bukan Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) nya.
Bagaimana jika Pemerintah kemudian membubarkan PGRI, atau mengubahnya dengan nama lain, seperti nasib Korpri?
Saya kira lain, kalau Korpri kan dibentuk oleh Pemerintah, kalau PGRI kan dibentuk oleh guru. Yang berhak membubarkan ya guru sendiri.
Jadi pemerintah tidak berhak campur tangan?
Iya.
Ada agenda apa saja sih dalam peringatan HUT PGRI nanti?
Ya mendengarkan pidato Presiden.
Memangnya, Presiden mau hadir?
Tanggal 6 April waktu kami menghadap sudah menyatakan akan hadir. Dan isyarat untuk besok tetap saja belum ada perubahan.
(Sumber : http://www.rmol.co)
Demikian berita seputar edaran KemenPAN-RB terkait larangan guru dalam HGN yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.
PGRI yang anggotanya pinter2 ternyata cara berpikirnya seperti serikat buruh yang penting grudugan hura-hura demo yang sistimatis padahal biayanya juga banyak kenapa ya ketua umumnya juga ngotot,beliau tdk sadar saat jadi anggota DPD juga memanfaatkan PGRI,memang era kepentingan kelompok sudah populer di negeri kita,kapankah PGRI jadi lokomotif pendidikan?,bukan sekedar gerbong atau calo pendidikan...dana yang milyaran utk sekedar berultah itu tidak mendidik#
BalasHapusPGRI yang anggotanya pinter2 ternyata cara berpikirnya seperti serikat buruh yang penting grudugan hura-hura demo yang sistimatis padahal biayanya juga banyak kenapa ya ketua umumnya juga ngotot,beliau tdk sadar saat jadi anggota DPD juga memanfaatkan PGRI,memang era kepentingan kelompok sudah populer di negeri kita,kapankah PGRI jadi lokomotif pendidikan?,bukan sekedar gerbong atau calo pendidikan...dana yang milyaran utk sekedar berultah itu tidak mendidik#
BalasHapusPGRI jalan terus anggotamu masih banyak yang terinjak oleh peraturan ingat nasib K2 ingat honorer honorer kita.... Trus berjuang ... Hidup PGRI
BalasHapus