Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan salah satu
unsur yang sangat berperan dalam penyusunan Skripsi Jika Anda melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
STAD di
kembangkan oleh Robert Slavin (Ratumanan, 2002 : 113 ), merupakan salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana sehingga tipe ini dapat
digunakan oleh guru-guru yang baru mulai pendekatan pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin, pada pembelajaran kooperatiff tipe STAD siswa dapat ditempatkan
dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat sampai lima orang yang
merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Guru
menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam kelompoknya untuk
memastikan bahwa seluruh anggota kelompoknya telah menguasai materi pelajaran
tersebut. Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan test tentang materi pelajaran
tersebut.
Menurut Ratumanan
(2002 : 13), bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan
oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, merupakan
salah satu tipe pembelajaran yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat
dimanfaatkan oleh guru-guru yang baru menggunakan pendekatan pembelajaran
kooperatif
Menurut
Tutuhatunewa ( 2004 : 28 ), bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa
dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dengan memperhatikan
adanya perbedaan kemampuan akademis. Selain itu siswa saling membantu
dalam memahami konsep, berdiskusi dan menyelesaikan soal atau tugas-tugas yang
diberikan.
Menurut Purmiasa
( 2002 : 109), bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Dalam persiapan,
hal-hal yang perlu diperhatikan yakni materi pembelajaran, penempatan siswa
dalam kelompok, menentukan skor soal, kerja kelompok dan jadwal activitas.
2. Langkah
Penyiapan Materi
Setiap
pembelajaran dengan pendekatan STAD, akan dimulai dengan presentasi kelas yang
meliputi : Pendahuluan, pengembangan petunjuk praktis, Aktivitas kelompok dan
Kuis atau test.
3. Kegiatan
kelompok
Tujuan anggota
kelompok selama belajar kelompok adalah mempelajari materi pelajaran yang telah
dipresentasikan dan membantu anggota lain dalam menguasai materi pelajaran.
Lembar kegiatan siswa yang diberikan guru untuk melatih keterampilan yang
diajarkan serta menguji kemampuan individu dalam kelompok. Jika siswa
menyelesaikan masalah, dapat dapat mengerjakan secara individu selanjutnya
mencocokkan jawabannya dengan anggota kelompok.
4. Kuis/test
Waktu yang
digunakan untuk pelaksanaan tes adalah seperdua atau satu jam pelajaran. Dan
sebaiknya waktu yang disediakan cukup untuk siswa secara individu dalam
menyelesaikan permasalahan.
5. Penghargaan
kelompok.
Kelompok dapat
memperoleh sertifikat atau hadiah jika rata-rata skornya melampaui kriteria
tertentu.
Menurut Slavin (
dalam Ratumanan, 2002 : 115 ), STAD terdiri dari siklus kegiatan
pembelajaran sebagai berikut :
1. Mengajar
Guru menyajikan
materi pengajaran. Penyajian materi ini meliputi 3 komponen yakni :
pendahuluan, pengembangan dan praktek terbimbing
2. Kegiatan
kelompok
Siswa bekerja
sama dalam kelompok masing-masing untuk menguasai materi pelajaran
3. Test
Setelah satu atau
dua periode guru menyajikan materi dan satu atau dua periode kerja kelopmpok,
siswa diberikan kuis individual. Siswa tidak boleh saling bantu dalam test
4. Penghargaan
kelompok
Penghargaan
kelompok dihitung berdasarkan pada nilai peningkatan rata-rata setiap kelompok.
Adapaun perhitungan nilai peningkatan dan kriteria penghargaan kelompok
diberikan Slavin ( dalam Ratumanan, 2004 : 137)
Langkah – langkah
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:
Langkah 1:
Persiapan
Dalam tahap ini
guru mempersiapkan rancangan pembelajaran dengan membuat RPP ( Rancangan
pelaksanaan pembelajaran), LKS ( Lembar Kerja siswa), Bahan ajar tentang materi
bangun ruang sisi lengkung yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
Langkah 2:
Pelaksanaan
class="MsoNormal">
Guru membagikan
siswa dalam kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang siswa, kelompok-kelompok
ini terdiri dari siswa yang berkemampuan heterogen.
Langkah 3:
Diskusi Kelompok
Dalam kerja
kelompok guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok dan siswa dituntut
untuk bekerjasama saling membantu dan menyelesaikan persoalan yang diberikan,
guru berusaha membantu kelompok yang bermasalah.
Langkah 4:
Presentase kelompok
Masin-masing
kelompok mempresentasekan hasil kerja kelompok didepan kelas, dan kelompok lain
menanggapi sehingga terjadi diskusi kelas.
Langkah 5:
Penghargaan
Guru memberikan
penghargaan kepada masing-masing kelompok yang memperoleh nilai baik setelah
mengikuti test.
Adapun
perhitungan peningkatan nilai dan kriteria penghargaan kelompok diberikan
Slavin ( Dalam Ratumanan, 2004 : 137)
Tabel Perhitungan nilai
peningkatan
Nilai test
akhir
|
Nilai
peningkatan
|
Lebih dari 10
poin dibawah nilai awal
10 hingga 1
poin dibawah nilai awal
Nilai awal
hingga 10 poin dibawah nilai awal
Lebih dari 10
poin diatas nilai awal
Nilai sempurna
|
5
10
20
30
30
|
Dari perhitungan
nilai peningkatan secara individu maka dapat ditentukan kriteria penghargaan
basi setiap kelompok. Pada tabel ditunjukkan kriteria penghargaan kelompok
sebagai berikut:
Tabel Kriteria penghargaan
kelompok
Nilai rata-rata
kelompok
|
Penghargaan
|
5 - 15
15
- 25
25
- 30
|
Baik
Hebat
Super
|
1. Murid aktif membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama.
2. Murid bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih
meningkatkan keberhasilan kelompok.
4. Interaksi antar murid seiring dengan peningkatan
kemampuan mereka dalam berpendapat.
0 Response to "BAGIAN-BAGIAN PENTING MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)"
Posting Komentar